ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA (Pos Kota) - Industri olahan kelapa sawit akan dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lunang Silaut yang berada di kawasan transmigrasi Kab. Pesisir Selatan Sumatera Barat. Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi Kemenakertrans Roosary Tyas Wardani menjelaskan, pengembangan komoditas unggulan kelapa sawit dilakukan dengan skala agribisnis dan agroindustri dari sektor hulu hingga sektor hilir. Diharapkan industri ini nantinya bisa berkembang menjadi salah satu daerah penghasil olahan kelapa sawit terbesar di Pulau Sumatera. “Pemerintah merevitalisasi kawasan permukiman transmigrasi agar terus berkembang menjadi kawasan industri kelapa sawit. Dengan strategi ini kawasan transmigrasi diharapkan berkembang menjadi kota bernuansa industry pertanian,” kata Roosary Tyas Wardani di Jakarta, usai mengunjungi KTM Lunang Silaut. KTM Lunang Silaut merupakan eks permukiman transmigrasi tanaman pangan lahan basah (lahan gambut) yang dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan baru, dengan luas kawasan ± 56.984 Ha yang mencakup 11 eks permukiman transmigrasi dan 12 kampung (Desa). Roosary mengatakan, awalnya masyarakat transmigran dan masyarakat desa sekitar berhasil melakukan penanaman kelapa sawit secara swadaya di lahan bergambut tebal, Luas pengembangan kelapa sawit mencapai ± 46.576 Ha atau 81,73% dari luas kawasan KTM Lunang Silaut, selebihnya adalah untuk pengembangan tanaman pangan. "Kemenakertrans telah mendukung sepenuhnya pengembangan pangan di kawasan KTM Lunang Silaut, melalui fasilitasi pembangunan industri pengolahan jagung sebagai bagian usaha sektor hilir dan pengembangan industri pupuk organik granul untuk mendukung usaha sektor hulu," jelas Roosary. Dikatakannya, sektor perkebunan kelapa sawit berkembang pesat dikawasan Kecamatan Pancung Soal, Basa Ampek Balai dan Lunang Silaut. Pengembangan perkebunan ini melibatkan beberapa investor nasional dengan pola perkebunan inti dan plasma. Sebuah industri pengolahan minyak sawit CPO saat ini sudah berdiri di Kec. Pancung Soal, dengan kapasitas produksi 4.000 ton per hari. (tri/sir)
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkini
ADVERTISEMENT
0 Komentar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT