POSKOTA.CO.ID - Ramai di medsos suara generasi muda semakin terdengar. Salah satu yang tengah menjadi sorotan adalah Aura Cinta, seorang remaja asal Bandung yang dengan lantang menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah daerah Jawa Barat.
Popularitas Aura mencuat setelah videonya berdebat langsung dengan Gubernur Dedi Mulyadi beredar luas di media sosial, khususnya TikTok.
Aura Cinta, yang baru saja menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Cikarang Utara, membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk berpartisipasi aktif dalam diskursus publik.
Dengan pendekatan yang berani namun tetap sopan, ia mengungkapkan pandangannya terhadap isu-isu yang selama ini dianggap tabu untuk dikritisi oleh kalangan muda.
Baca Juga: Twibbon Hari Buruh 2025 yang Diperingati Tiap 1 Mei Lengkap dengan Cara Pakainya
Awal Mula Aura Cinta Menjadi Sorotan
Nama Aura Cinta pertama kali menjadi perbincangan ketika ia mengunggah video kritik terkait penggusuran rumah-rumah di bantaran kali kawasan Bekasi.
Melalui akun TikTok pribadinya, @iam_auracinta, Aura menyuarakan keprihatinannya terhadap kebijakan penggusuran yang dinilai mengabaikan sisi kemanusiaan warga terdampak.
Video tersebut dengan cepat menarik perhatian publik, memancing beragam komentar, baik yang mendukung maupun yang mengkritik. Dalam narasinya, Aura menekankan pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dalam menyelesaikan masalah permukiman liar, alih-alih melakukan penggusuran sepihak.
Gelombang dukungan terhadap Aura tidak berhenti sampai di situ. Ia justru semakin menjadi simbol keberanian generasi muda dalam memperjuangkan keadilan sosial.
Viral Berkat Debat Soal Penghapusan Wisuda
Puncak ketenaran Aura terjadi ketika ia terlibat dalam debat langsung dengan Gubernur Dedi Mulyadi terkait kebijakan penghapusan acara wisuda sekolah. Tayangan debat tersebut diunggah ke TikTok oleh akun @dana_irawan dan segera menjadi viral.
Dalam perdebatan itu, Aura menyampaikan pandangannya bahwa wisuda bukan sekadar seremoni formalitas, melainkan momen penting yang sarat makna emosional bagi para siswa.