JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ratusan pedagang binaan Ancol berunjuk rasa di depan Balai Kota, Senin 28 April 2025. Mereka mengaku merasa dirugikan semenjak bergabung binaan Ancol.
Pantauan di lokasi pukul 2 siang, seratusan pedagang demo menuntut ketidakadilan yang mereka rasakan.
Para pedagang berunjuk rasa sambil membawa spanduk meminta Gubernur Jakarta membenahi masalah ini.
Salah satu pedagang, Hery Wibowo, mengatakan pedagang merasa dirugikan semenjak bergabung ke UMKM binaan Ancol. Sebelumnya 253 pedagang telah mempunyai koperasi.
Baca Juga: Kisah Pedagang di Monas 'Jemput Bola' demi Dapat Pelanggan
"Kami dipaksa untuk ikut program yang tidak menguntungkan buat kami. Misalnya dagangan, kami harus menjual produk yang dikeluarkan oleh ancol, sedangkan kami sudah berkoperasi," kata Hery yang juga sebagai ketua koperasi pedagang Ancol di lokasi.
Hery menyampaikan, salah satu keluhan pedagang yaitu berkaitan dengan omset yang didapatkan pedagang.
Omset yang dimaksud yakni berkaitan 60 persen untuk Ancol dan 40 persen untuk pedagang.
"Tapi kami dagangnya berdua. Dari hasil 40 persen itu kami masih dibagi dua lagi," jelasnya.
Hal ini dinilai sangat merugikan para pedagang binaan Ancol. Pasalnya dalam sehari, sejak bergabung ke binaan, umumnya pedagang mendapat omset paling tinggi Rp60 ribu per hari.
"Bahkan kalau hari biasa, kami mendapat lebih kecil dari itu," katanya.
Baca Juga: Harga Ayam Potong Anjlok, Pedagang di Depok Teriak Merugi
Sebelum bergabung ke binaan, Hery mengungkapkan, pedagang mampu meraup keuntungan besar.
"Kami bisa mengantongi, membawa pulang bahkan sampai Rp200 ribu," kata Hery.
Selain itu, pedagang juga mempersoalkan terkait dagangan. Mereka disebut harus menjual produk dari Ancol diantaranya makanan hingga aksesoris.
"Kita dianggap gak ada. Kalau gak ikut program itu kita gak dianggap," jelas dia.