POSKOTA.CO.ID - Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 28 April. Hal ini untuk mengenang sastrawan sekaligus penyair legendaris Chairil Anwar yang wafat pada 28 April 1949.
Puisi dengan judul ‘Aku’ merupakan salah satu karyanya yang populer, bahkan membuar Chairil dijuluki sebagai ‘Si Binatang Jalang’ melalui kalimat dalam salah satu bait pada puisi yang diterbitkan pada 1943 itu.
Chairil Anwar sendiri lahir pada 26 Juli 1992 di Medan, Sumatera. Setelah beranjak dewasa, dia pindah ke Jakarta bersama sang ibunda dan mulai menemukan jati dirinya.
Karya pertamanya dia terbitkan pada 1942 dan hingga hari kematiannya, dia berhasil membuat sekitar 96 tulisan dan 70 di antaranya adalah puisi yang bertemakan pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, bahkan multi-interpretasi.
Baca Juga: Saldo Dana Bansos BPNT Tahap 2 2025 Akan Segera Cair Rp600.000, Cek Daftar Penerima NIK KTP di Sini!
Lantas, apa makna dari puisi ‘Aku’? Simak informasi selengkapnya berikut ini. Namun, sebelum itu silakan untuk membaca hasil karyanya terlebih dahulu.
Puisi ‘Aku’ - Chairil Anwar (Maret 1943)
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu