"Saya juga bingung, kenapa ada yang menganggap wisuda sekolah begitu penting. Wisuda itu sakral untuk orang yang sudah berjuang keras menyelesaikan studi, bukan untuk siswa SMA yang hanya merayakan kelulusan," tulis salah satu pengguna Twitter.
Namun, terlepas dari berbagai kritik tersebut, Aura Cinta tetap teguh pada pendapatnya dan terus memperjuangkan hak-haknya melalui media sosial.
Baca Juga: Syarat Gunakan Fitur Pinjaman Uang di Aplikasi JULO
Kasus viral ini menunjukkan betapa pentingnya media sosial dalam membentuk opini publik dan bagaimana kebijakan pemerintah dapat dipengaruhi oleh suara-suara dari masyarakat.
Aura Cinta, meskipun masih muda, telah berhasil menarik perhatian banyak orang dengan berani menyuarakan kritik terhadap kebijakan yang menurutnya tidak adil. Hal ini menjadi contoh bagaimana seorang individu, bahkan remaja sekalipun, dapat memanfaatkan platform digital untuk memperjuangkan apa yang dianggapnya benar.
Video perdebatan antara Aura Cinta dan Dedi Mulyadi menjadi sebuah contoh menarik tentang bagaimana generasi muda dapat berperan dalam percakapan politik dan sosial melalui media sosial.
Perdebatan ini tidak hanya mengangkat isu penting mengenai kebijakan publik, tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana generasi Z terlibat dalam perbincangan tentang masa depan mereka melalui teknologi.