Hari Puisi Nasional 2025: Perjalanan Singkat Sang Penyair Indonesia Chairil Anwar

Minggu 27 Apr 2025, 12:17 WIB
Potret. Chairil Anwar sebagai tokoh penting yang kerap diperingati dalam Hari Puisi Nasional. (Sumber: PICRYL)

Potret. Chairil Anwar sebagai tokoh penting yang kerap diperingati dalam Hari Puisi Nasional. (Sumber: PICRYL)

Jejak perjalanan asmara dan pernikahannya, termasuk pernikahan dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946 yang kemudian berakhir karena masalah ekonomi, turut memberi warna dalam perjalanan hidup sang penyair.

A. Teeuw, seorang sarjana sastra dari Belanda, mencatat bahwa melalui puisinya "Jang Terampas dan Jang Terputus", Chairil Anwar telah menyadari bahwa hidupnya singkat.

Kematiannya pada 28 April (yang kemudian diperingati sebagai Hari Puisi Nasional) 1949 di usia 26 tahun, dengan spekulasi penyebab seperti tifus, sifilis, atau tuberkulosis, tak mengurangi cerminan keberanian dan kejujuran dalam setiap bait puisinya. Puisi terakhirnya, "Cemara Menderai Sampai Jauh", menjadi saksi bisu perjalanan hidup seorang seniman yang gigih berjuang melewati segala keterbatasan.

Baca Juga: Peringati Hari Bumi, Berikut Daftar Wilayah dan Bangunan di Jakarta yang Bakal Padam 1 Jam pada 26 April 2025

Meski perjalanan hidupnya singkat, warisan sastra Chairil Anwar tetap menginspirasi, tidak hanya sebagai cermin keberanian untuk mengeksplorasi perasaan, tetapi juga sebagai tonggak penting dalam perkembangan puisi modern Indonesia.

Karyanya yang memukau dan penuh semangat individualisme terus mengalir dalam setiap generasi, mempertajam jiwa dan kepekaan sastra tanah air.

Berita Terkait

News Update