“Judol tak ubahnya narkoba. Awalnya coba – coba akhirnya merana. Di awal permainan mendapat keuntungan besar, merasa senang karena dengan gampang mendapat keuntungan berlipat ganda,” kata Heri.
“Itu di awal permainan agar tertarik dan kian penasaran judol. Pada titik ketagihan, apa pun akan dipertaruhkan, termasuk modal usaha, uang tabungan. Namun, hasilnya nihil dan nihil,” tambah Yudi.
“Judol harus menjadi perhatian serius. Tak hanya berdampak kepada masalah finansial, juga sosial dan keamanan.Dan, bisa merembet ke masalah politik,” jelas mas Bro. (Joko Lestari).