POSKOTA.CO.ID - Maraknya praktik pinjaman online (pinjol) ilegal yang menyalahgunakan data pengguna semakin meresahkan masyarakat. Banyak korban mengeluhkan ancaman dan pelecehan dari debt collector yang menyebarkan data pribadi ke kontak darurat maupun kerabat.
Salah satu solusi yang sering diperdebatkan adalah dengan mereset handphone, namun apakah langkah ini benar-benar efektif? Dalam sebuah video edukasi di channel YouTube Tinjol, dijelaskan bahwa banyak pengguna salah paham tentang fungsi reset handphone.
Mereka mengira dengan mereset perangkat, data mereka akan aman dari penyebaran oleh pinjol ilegal. Padahal, kenyataannya lebih kompleks dari itu karena data yang sudah dicuri tetap tersimpan di server pelaku.
Lantas, bagaimana cara tepat melindungi diri dari penyalahgunaan data pribadi oleh pinjol ilegal? Artikel ini akan mengupas tuntas mitos dan fakta seputar reset handphone, serta memberikan langkah-langkah proteksi yang lebih efektif.
Baca Juga: Hati-Hati Terjebak! Ini Ciri Pinjol Ilegal yang Tidak Banyak Diketahui Menurut Ahli Hukum
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini untuk memahami risiko dan solusi yang tepat.
Reset Handphone: Apakah Solusi?
Dalam sebuah video di channel YouTube Tools Pinjol, ia menjelaskan bahwa banyak pengguna pinjol ilegal yang keliru memahami fungsi reset handphone.
Mereka mengira dengan mereset perangkat, data mereka akan aman dari penyebaran oleh debt collector. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu.
"Reset HP bukan berarti data yang sudah dicuri akan hilang dari sistem pinjol ilegal. Itu hanya membersihkan data di handphone Anda, bukan di server mereka," jelasnya, yang dikutip Poskota, pada 26 April 2025.
Perbedaan Akses Data
- Pinjol Legal: Tidak dapat mengakses kontak, log panggilan, SMS, atau galeri tanpa izin pengguna.
- Pinjol Ilegal: Dapat menyadap seluruh data ponsel, termasuk kontak, pesan, hingga foto, begitu aplikasi diinstal dan dijalankan.
"Jika Anda sudah terlanjur menginstal pinjol ilegal, segera uninstall aplikasinya. Namun, data yang sudah terlanjur dicuri tidak bisa dihapus dari sistem mereka," tambahnya.
Baca Juga: Galbay Pindar Dibilang Lebih Aman Dibanding Pinjol? Cek Faktanya
Kapan Reset Handphone Diperlukan?
Meski tidak mengembalikan data yang sudah dicuri, reset handphone memiliki manfaat lain:
- Membersihkan memori internal: Membuat ponsel lebih ringan.
- Menghapus jejak aplikasi ilegal: Mencegah akses lanjutan jika malware masih tersembunyi.
Namun, ada risikonya:
- Kehilangan data penting jika tidak di-backup terlebih dahulu.
Baca Juga: Awas Jebakan Pinjol Ilegal, Cek Daftar 15 Pindar Legal Sudah Terdaftar Resmi di OJK
Solusi Tambahan: "Tiban Data" untuk Blokir Penyebaran
Beberapa layanan, seperti yang ditawarkan Tools Pinjol, mengklaim dapat membantu memblokir penyebaran data melalui fitur tiban data. Namun, pengguna disarankan untuk berhati-hati dan memverifikasi keabsahan layanan semacam itu.
Langkah-Langkah Proteksi Diri
- Hindari pinjol ilegal: Pastikan aplikasi terdaftar di OJK.
- Uninstall aplikasi mencurigakan: Segera hapus jika terlanjur terinstal.
- Backup data sebelum reset: Gunakan cloud atau penyimpanan eksternal.
- Laporkan ke pihak berwajib: Jika mendapat ancaman dari debt collector.
Dengan memahami cara kerja pinjol ilegal dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Anda dapat lebih waspada dalam melindungi data pribadi.
Ingatlah bahwa mereset handphone bukan solusi mutlak, melainkan hanya salah satu langkah dari serangkaian tindakan pengamanan yang perlu dilakukan.
Jika Anda menjadi korban ancaman atau penyebaran data oleh pinjol ilegal, segera laporkan ke pihak berwajib seperti Polri atau OJK.
Jangan ragu untuk meminta bantuan ahli teknologi atau lembaga perlindungan konsumen guna meminimalisir dampak yang lebih luas. Selalu bijak dalam memilih layanan pinjaman, dan pastikan hanya menggunakan aplikasi yang terdaftar resmi demi keamanan finansial dan digital Anda.
Disclaimer: Informasi ini disampaikan sebagai edukasi semata dan bukan merupakan ajakan untuk menggunakan atau menghindari pinjol. Setiap produk kredit memiliki risiko finansial, termasuk potensi penyebaran data, bunga tinggi, atau penagihan yang tidak semestinya. Pengguna bertanggung jawab penuh atas keputusan mengajukan pinjaman serta konsekuensi hukum dan finansial yang mungkin timbul.