Peringatan Hari Kartini, Menyelami Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Senin 21 Apr 2025, 07:42 WIB
Potret Raden Ajeng Kartini. (Sumber: PICRYL)

Potret Raden Ajeng Kartini. (Sumber: PICRYL)

POSKOTA.CO.ID - Hari ini, 21 April, bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Kartini, sebuah momen nasional yang didedikasikan untuk mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam membela hak-hak perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesetaraan gender.

Kartini adalah simbol perjuangan perempuan Indonesia yang berani menyuarakan perubahan di tengah kungkungan tradisi yang membatasi ruang gerak kaum perempuan pada masanya.

Baca Juga: 7 Link Twibbon Hari Kartini 2025 Gratis Paling Keren dan Penuh Semangat Perjuangan

Sejarah Singkat Perjuangan Raden Ajeng Kartini

R.A. Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, dalam lingkungan keluarga priyayi atau bangsawan Jawa.

Sebagai anak dari Bupati Jepara, Kartini sempat mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, ELS (Europese Lagere School), hingga usia 12 tahun.

Namun, setelah mencapai usia remaja, ia harus menjalani masa "pingit" sesuai adat, yang berarti ia tidak boleh lagi bersekolah dan harus tinggal di rumah menanti perjodohan.

Masa pingitan inilah yang menjadi titik awal kegelisahan dan refleksi Kartini terhadap kondisi perempuan di sekelilingnya.

Dalam keterbatasannya, Kartini terus belajar secara mandiri dan menjalin korespondensi dengan teman-teman penanya di Belanda. Dari sanalah ia mengenal ide-ide kemajuan, kesetaraan, dan kebebasan berpikir.

Ia mulai membandingkan nasib perempuan di Indonesia yang terbelenggu dengan perempuan di Eropa yang sudah mulai merdeka dalam memilih jalan hidupnya.

Semangat untuk membebaskan perempuan dari ketertinggalan dan keterbatasan sosial pun tumbuh semakin kuat dalam dirinya.

Pemikiran dan Gagasan Kartini yang Melampaui Zamannya

Kartini adalah pemikir yang jauh melampaui zamannya. Dalam surat-suratnya yang kemudian dihimpun dan diterbitkan dalam buku Door Duisternis tot Licht atau yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai Habis Gelap Terbitlah Terang.

Dalam buku itu, Kartini menyuarakan banyak gagasan progresif, mulai dari pentingnya pendidikan bagi perempuan, hak untuk memilih pasangan, hingga soal peran perempuan dalam pembangunan bangsa.

Ia tidak menentang adat istiadat, namun ia mengkritik keras praktik-praktik yang merugikan perempuan.

Kartini juga memahami pentingnya kolaborasi antara laki-laki dan perempuan dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan maju.

Baca Juga: Hari Kartini 21 April: Sejarah Singkat dan Makna Peringatan

Menurutnya, kemajuan suatu bangsa tidak akan tercapai jika perempuan diabaikan dan tidak mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan.

Maka dari itu, ia bercita-cita mendirikan sekolah bagi perempuan, agar mereka bisa belajar, berpikir mandiri, dan menentukan masa depannya sendiri.

Penetapan Sebagai Pahlawan Nasional

Pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan R.A. Kartini sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964.

Penetapan ini didasarkan pada peran penting Kartini sebagai pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia dan kontribusinya dalam memperjuangkan hak-hak dasar kaum perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan.

Sejak itu, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini di seluruh penjuru Nusantara.

Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, namun juga menjadi bentuk penghargaan terhadap jasa Kartini yang telah meletakkan fondasi penting bagi gerakan emansipasi perempuan di Indonesia.

Sekolah-sekolah, institusi pemerintah, dan masyarakat umum sering mengadakan berbagai kegiatan seperti lomba pakaian adat, seminar kesetaraan gender, hingga kegiatan sosial sebagai wujud nyata penghormatan terhadap perjuangannya.

Warisan dan Inspirasi Bagi Generasi Masa Kini

Warisan pemikiran Kartini tetap relevan hingga kini, bahkan menjadi inspirasi bagi berbagai gerakan perempuan di era modern.

Banyak tokoh perempuan Indonesia yang menjadikan Kartini sebagai teladan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, baik dalam bidang politik, ekonomi, hukum, maupun sosial budaya.

Perempuan Indonesia kini telah mengambil peran aktif sebagai pemimpin, pengusaha, ilmuwan, dan aktivis yang turut serta membangun bangsa.

Kartini juga menjadi inspirasi dalam dunia pendidikan. Banyak sekolah dan yayasan pendidikan yang menggunakan namanya sebagai bentuk penghormatan, sekaligus meneruskan semangatnya dalam mencerdaskan perempuan Indonesia.

Cita-citanya tentang pendidikan untuk semua, kini mulai terealisasi dengan semakin terbukanya akses pendidikan bagi anak-anak perempuan di seluruh pelosok negeri, meskipun tantangan masih tetap ada.

Baca Juga: Makna Gelar Raden Ajeng pada RA Kartini, Perbedaannya dengan Raden Lainnya dan Awal Mula Hari Peringatannya

Refleksi Hari Kartini di Era Modern

Peringatan Hari Kartini juga menjadi ajakan untuk merenungkan kembali sejauh mana kemajuan kesetaraan gender telah tercapai di Indonesia.

Meskipun telah banyak kemajuan, tantangan dalam bentuk diskriminasi, kekerasan berbasis gender, hingga keterbatasan akses ekonomi dan politik bagi perempuan masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

Oleh karena itu, semangat Kartini harus terus dihidupkan, tidak hanya dengan mengenakan kebaya setiap 21 April, tetapi juga dengan mendorong kebijakan dan tindakan nyata untuk melindungi serta memberdayakan perempuan.

Berita Terkait

News Update