Senin 21 April 2025 Diperingati Sebagai Hari Kartini, Simak Sejarahnya di Sini!

Minggu 20 Apr 2025, 20:36 WIB
Sejarah hari kartini (Sumber: PICRYL)

Sejarah hari kartini (Sumber: PICRYL)

POSKOTA.CO.ID - Hari Kartini diperingati setiap 21 April sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.

Namun, banyak orang yang masih bingung, apakah Hari Kartini merupakan hari libur nasional?

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2025, Hari Kartini yang jatuh pada Senin, 21 April 2025, tidak termasuk dalam daftar hari libur nasional.

Dengan demikian, aktivitas sekolah, kantor, dan kegiatan lainnya tetap berlangsung seperti biasa.

Baca Juga: Link Twibbon Hari Kartini 21 April 2025 dengan Desain Kekinian untuk IG dan WA, Download di Sini

Sedangkan libur panjang justru terjadi pada akhir pekan sebelumnya, yakni mulai Jumat, 18 April 2025, yang bertepatan dengan peringatan Waisak Isa Almasih (Jumat Agung), diikuti dengan libur Sabtu dan Minggu sebagai hari libur akhir pekan.

Mengapa Hari Kartini Diperingati?

Hari Kartini diperingati untuk menghormati perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki, terutama dalam bidang pendidikan dan kebebasan berpikir.

Sekilas Tentang RA Kartini R.A. Kartini lahir dalam keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya adalah Bupati Jepara, R.M.A.A. Sosroningrat, dan ibunya bernama M.A. Ngasirah. Kartini menempuh pendidikan di Europese Lagere School (ELS), sekolah Belanda setingkat SD.

Setelah lulus, ia tidak diizinkan melanjutkan pendidikan akibat tradisi pingitan yang berlaku bagi gadis remaja saat itu.

Meskipun tidak bisa melanjutkan sekolah, Kartini tetap belajar secara mandiri melalui buku, majalah, dan surat kabar berbahasa Belanda.

Ia mulai aktif menulis surat kepada teman-temannya di Belanda, membahas berbagai isu terkait perempuan, pendidikan, dan ketidaksetaraan sosial.

Surat-suratnya menunjukkan semangat, kecerdasan, dan kepedulian mendalam terhadap nasib perempuan.

Kartini menikah dengan Bupati Rembang pada tahun 1903 dan meninggal pada tahun 1904, empat hari setelah melahirkan anak pertama.

Baca Juga: Profil R.A. Kartini: Jejak Perjuangan Pahlawan Wanita Indonesia

Warisan Kartini: Habis Gelap Terbitlah Terang Setelah meninggal, kumpulan surat-surat Kartini dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis tot Licht (Dari Kegelapan Menuju Cahaya), yang di Indonesia dikenal dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Buku ini menjadi warisan berharga yang menginspirasi perjuangan perempuan di Indonesia dan memengaruhi kebijakan pendidikan di Hindia Belanda.

Meski tidak masuk dalam daftar hari libur nasional, Hari Kartini tetap menjadi momen penting untuk mengenang semangat dan perjuangan luar biasa seorang perempuan Indonesia yang membawa perubahan besar.

Berita Terkait

News Update