Ia mengaku merasakan ada sesuatu yang janggal dengan cara dokter menangani tubuhnya.
Tidak hanya menyentuh bagian payudara, dokter tersebut diduga juga menyentuh area tubuh lain tanpa indikasi medis yang jelas. Reaksi korban yang awalnya bingung dan syok berangsur-angsur berubah menjadi keberanian untuk mencari validasi atas apa yang ia alami.
drg. Mirza sebagai whistleblower dalam kasus ini, telah mengantongi bukti lengkap rekaman, dan menyerukan agar dunia medis Indonesia lebih serius menjaga standar etika profesi, terutama ketika menyangkut pasien dalam posisi rentan.
Reputasi drg. Mirza: Pengawas Etika dari Kalangan Internal
Nama drg. Mirza bukanlah nama baru dalam dunia advokasi etika profesi kedokteran di Indonesia. Ia dikenal aktif membongkar berbagai penyimpangan, termasuk kasus PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) beberapa waktu lalu yang menyeret nama dr. Priguna Anugerah Pratama.
Sebagai dokter gigi yang memiliki suara lantang di media sosial, ia kerap menyerukan pentingnya reformasi struktural dalam dunia kesehatan, termasuk sistem pelaporan etik yang lebih tegas serta perlindungan yang maksimal bagi pasien maupun tenaga medis yang melaporkan pelanggaran.
Dalam kasus Garut ini, ia kembali menggunakan kanal pribadinya untuk menyuarakan peringatan kepada tenaga medis agar senantiasa bekerja secara profesional, tidak menyalahgunakan relasi kuasa terhadap pasien, dan memegang teguh sumpah dokter.
“Dokter harus tetap bermartabat. Jangan rusak kepercayaan masyarakat karena kelakuan segelintir oknum,” tulisnya lagi dalam unggahan berbeda.
Video tersebut telah menyebar luas di berbagai platform media sosial dan memicu reaksi keras dari publik. Banyak warganet yang menyuarakan kemarahan mereka terhadap tindakan dokter tersebut.
Tidak sedikit pula yang mendesak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mengambil langkah tegas terhadap pelaku.
Di Twitter (X) dan TikTok, tagar seperti #Dokter sempat menjadi trending topik, mencerminkan betapa seriusnya publik menanggapi kasus ini. Beberapa warganet juga membagikan pengalaman pribadi mereka terkait pelayanan medis yang dianggap tidak nyaman, menunjukkan bahwa fenomena ini bukanlah kasus tunggal.
Etika dan Hukum dalam Profesi Kedokteran
Melansir dari IDI Dugaan pelecehan seksual oleh tenaga medis bukan sekadar pelanggaran etika, tetapi juga masuk ke dalam ranah hukum pidana.