Dari sisi global, data ekonomi AS seperti inflasi dan angka ketenagakerjaan, arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Federal Reserve), serta sentimen risiko di pasar keuangan global menjadi pendorong utama.
Ketidakpastian geopolitik atau perubahan harga komoditas dunia juga dapat memberikan tekanan atau dukungan bagi mata uang Garuda.
Baca Juga: Rupiah Sentuh Rp17.000 per Dolar AS, Ini Dampak Nilai Tukar Anjlok terhadap Ekonomi
Upaya Stabilitas oleh Bank Indonesia
Menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah merupakan salah satu mandat utama Bank Indonesia. Dalam menghadapi tekanan atau volatilitas yang berlebihan, bank sentral umumnya akan melakukan langkah-langkah stabilisasi.
Ini bisa berupa intervensi langsung di pasar valuta asing (spot market), intervensi di pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), atau penggunaan instrumen moneter lainnya seperti penyesuaian suku bunga.
Tujuan utamanya adalah untuk menjaga agar pergerakan nilai tukar tetap sejalan dengan fundamental ekonomi dan tidak menimbulkan gejolak yang berlebihan di pasar.