"Sesuai atensi dari Wali Kota Depok, dalam penanganan kasus ini lebih condong kepada perlindungan anak-anak. Sekaligus melihat lebih detail juga kondisi di sekolahnya juga," tambahnya.
Nessi menyampaikan harapan agar informasi yang menyebar di media sosial tidak seluruhnya benar dan bisa diklarifikasi secara tepat.
"Kita akan gerak cepat untuk memperdalam lagi informasi seperti apa kejadian yang sebenarnya. Sehingga kasus ini bisa dapat selesai dengan cepat," ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya sudah mulai melakukan komunikasi dengan para orang tua korban, meski informasi mendalam masih terus dikumpulkan.
"Akan kita agendakan nanti untuk datang ke sekolahnya. Untuk secepatnya bisa ketemu dengan anak yang diduga menjadi korban dan pihak sekolah," tambahnya.
Mengenai jumlah korban, Nessi memperkirakan ada sekitar 14 pelajar yang diduga menjadi korban dalam kasus ini.
"Para korban yang harus kita selamatkan, selain itu apakah nanti dapat terpengaruh psikologisnya setelah kejadian. Sehingga kita tetap lebih menjaga kepentingan anak paling diutamakan," tuturnya.
Apabila hasil investigasi membuktikan adanya tindakan pelecehan seksual, maka DP3AP2KB akan mengambil langkah hukum sesuai prosedur.
"Tentu dari pemerintahan Kota Depok, dalam hal ini DP3AP2KB, bakal memberikan pendampingan ke ranah hukum jika terbukti, pemberian bantuan hukum, psikolog, dan pemberian pemulihan trauma bagi para korban," tegasnya.
"Pesan Wali Kota Depok, agar dapat mendalami kasus ini dan lakukan pendampingan dan bergerak," imbuhnya.
Sementara itu, dari pihak sekolah, Komite Sekolah Bunda Maria akhirnya memberikan tanggapan. Plt Ketua Komite Sekolah Bunda Maria, Blasius, yang didampingi Ketua Yayasan Bunda Maria Depok, Neni, mengatakan bahwa pihaknya sedang berproses secara internal.