Tak sedikit pula yang mempertanyakan apakah sang istri juga berasal dari latar belakang dunia medis. Beberapa sumber menyebut bahwa Vegy Supriadi juga merupakan seorang dokter, meskipun hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi atau bukti konkret mengenai profesinya.
Media Sosial Hilang dari Peredaran
Pascakasus ini menjadi viral, akun media sosial milik Priguna Anugerah Pratama dan istrinya tidak lagi bisa ditemukan. Diduga, akun tersebut sengaja dihapus atau dinonaktifkan guna menghindari serbuan komentar dari warganet yang geram akan perbuatan pelaku.
Langkah ini turut menyulitkan publik dalam mengakses informasi lebih lanjut mengenai kehidupan pribadi dan latar belakang sang dokter maupun istrinya.
Reaksi Masyarakat dan Dunia Medis
Kasus ini memicu diskusi luas di kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat umum. Banyak yang menyoroti pentingnya evaluasi psikologis dalam proses seleksi dan pendidikan dokter spesialis, terutama di bidang-bidang yang memiliki akses tinggi terhadap pasien dalam kondisi tidak sadar, seperti anestesiologi.
Banyak pihak menyerukan agar lembaga pendidikan kedokteran menambahkan penilaian kejiwaan secara berkala sebagai syarat kelulusan dan izin praktik.
Dugaan Somnophilia: Gangguan Psikoseksual?
Kasus ini juga memunculkan istilah somnophilia di tengah perbincangan publik. Somnophilia adalah gangguan psikoseksual di mana seseorang merasa terangsang secara seksual terhadap orang yang tidak sadar atau sedang tidur.
Banyak pihak berspekulasi bahwa pelaku mungkin mengidap kelainan ini, meskipun hingga kini belum ada hasil diagnosis resmi dari lembaga medis atau psikologi.
Jika dugaan tersebut terbukti, maka akan menambah kompleksitas dari kasus ini, terutama dari sisi hukum dan penanganan rehabilitasi pelaku.
Kasus yang melibatkan Priguna Anugerah Pratama merupakan tamparan keras bagi dunia medis di Indonesia. Perbuatan pelaku tidak hanya melukai korbannya secara fisik dan mental, tetapi juga mencoreng nama baik profesi dokter secara keseluruhan.
Tindakan tegas yang telah diambil, mulai dari penangkapan hingga pencabutan STR, diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi tenaga medis lain agar senantiasa menjunjung tinggi etika profesi.
Sementara itu, publik masih menantikan perkembangan terbaru dari kasus ini, termasuk klarifikasi lebih lanjut mengenai latar belakang pribadi sang pelaku, termasuk pekerjaan istrinya, Vegy Supriadi.