POSKOTA.CO.ID - Meski telah berlalu hampir setengah abad sejak dirilis pada tahun 1977, lagu legendaris "Kupu-Kupu Malam" karya maestro musik Indonesia, Titiek Puspa, tetap hidup dalam ingatan publik.
Lebih dari sekadar melodi yang abadi, lagu ini menyimpan cerita nyata yang menyayat hati—sebuah kisah tentang perjuangan, ketegaran, dan kekuatan doa.
Titiek Puspa, yang lahir dengan nama Hj. Sudarwati pada 1 November 1937, telah meninggalkan jejak mendalam di dunia musik, seni peran, dan penciptaan lagu.
Sosok yang wafat pada 10 April 2020 ini dikenal sebagai ikon budaya Tanah Air, dengan perjalanan karier yang melintasi enam dekade.
Berasal dari keluarga sederhana di Pulau Jawa, Titiek memulai kariernya sejak muda lewat ajang-ajang menyanyi yang membawanya ke panggung nasional.
Namun di balik lirik puitis "Kupu-Kupu Malam", tersimpan kisah nyata yang tidak banyak orang tahu.
Dalam sebuah acara televisi Lapor Pak!, Titiek Puspa mengungkap bahwa lagu tersebut terinspirasi dari pertemuan tak terlupakan dengan seorang perempuan yang datang mengetuk pintu kamarnya seusai konser di luar kota.
“Dia mengetuk pintu dan memohon masuk. Saya tanya, ‘Ada apa?’ Dengan lirih dia menjawab bahwa dirinya adalah seorang kupu-kupu malam,” kenang Titiek.
Perempuan itu kemudian membuka kisah hidupnya, pernah menjadi istri dari seorang pria yang meninggalkannya bersama anak-anak mereka tanpa bekal, hingga akhirnya terpaksa menjalani profesi kelam karena keterdesakan ekonomi dan bujuk rayu tetangganya.
Sambil menangis, perempuan itu bercerita bahwa setiap malam ia menangis dan berdoa, berharap ada jalan keluar dari kehidupan yang tidak pernah ia inginkan.
Saat itulah, ia memutuskan mencari Titiek Puspa, yang pernah ia lihat menyanyi dengan penuh kehormatan, untuk memohon kekuatan dan doa.
Baca Juga: Baru Hitungan Jam Titiek Puspa Wafat, Ahmad Dhani Langsung Berniat Tagih Royalti ke Ariel NOAH
Titiek, tersentuh oleh kisah tersebut, mengajaknya berdoa—masing-masing dengan keyakinannya sendiri. Dalam suasana penuh haru, keduanya menangis dan berserah kepada Tuhan.
“Dia bilang, ‘Saya hanya ingin hidup normal, dicintai satu lelaki dan mencintainya.’ Kami berdoa bersama. Saya peluk dia. Lalu saya bilang, ‘Tuhan sudah dengar. Mulai hari ini, tinggalkan hidup itu. Percaya, anakmu akan dijaga Tuhan,’” tutur Titiek.
Kisah itu membekas begitu dalam hingga malam itu juga, di kamar hotel, Titiek menulis lirik lagu yang kini dikenal masyarakat luas sebagai Kupu-Kupu Malam.
Tak lama setelah rekaman selesai, Titiek bertemu lagi dengan wanita tersebut dalam sebuah momen yang penuh kejutan.
“Dia memeluk saya dari belakang dan bilang, ‘Tante Titiek, aku sudah menikah!’” kenang Titiek dengan senyum. Suami dari perempuan itu adalah pria terhormat yang menerima masa lalunya dengan lapang. Lagu itu, seperti sebuah doa yang terkabul.
Baca Juga: Hari Ini Jenazah Titiek Puspa Bakal Dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Lirik terakhir dari lagu itu pun menjadi refleksi dari harapan dan penyerahan diri: “Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa.”
Titiek menutup kisahnya dengan pesan damai: “Bayangkan jika seluruh masyarakat Indonesia bisa saling mendoakan dan menerima takdir dengan hati damai. Dunia pasti akan jauh lebih indah.”