Penyelesaian PTA ini dipandang sebagai jembatan penting menuju pembentukan Turkiye-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang lebih luas di masa depan.
Di bidang investasi, kesepakatan juga dicapai untuk segera menyelesaikan Bilateral Investment Treaty (BIT).
Presiden Prabowo secara khusus mengundang partisipasi perusahaan-perusahaan Turkiye untuk berinvestasi dan terlibat dalam pengembangan sektor-sektor strategis di Indonesia, termasuk industri baterai, energi terbarukan, industri pertahanan, tekstil kelas atas, serta pembangunan infrastruktur energi.
Baca Juga: Sebut Pemerintahannya Tak Antikritik, Presiden Prabowo Singgung Propaganda seperti Strategi Hitler

Kerja Sama Strategis di Sektor Pertahanan dan Kesehatan
Kemitraan strategis juga diperdalam di sektor pertahanan. Kedua negara menyepakati pembentukan joint venture atau usaha patungan yang signifikan antara perusahaan-perusahaan pertahanan strategis masing-masing negara. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas industri pertahanan kedua belah pihak.
Sementara itu, di sektor kesehatan, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas kontribusi perusahaan konstruksi Turkiye dalam pembangunan 42 rumah sakit di Indonesia.
Lebih lanjut, kedua negara didorong untuk meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan, termasuk menjajaki kemungkinan produksi vaksin bersama.
Baca Juga: Inilah Sosok Joseph Goebbels yang Disebut Presiden Prabowo Subianto sebagai Ahli Propaganda
Pandangan Bersama Mengenai Isu Geopolitik Global
Selain membahas kerja sama bilateral, Presiden Prabowo dan Presiden Erdoğan juga bertukar pandangan mengenai berbagai isu geopolitik global terkini.
Keduanya menegaskan komitmen bersama untuk terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Stabilitas di Suriah dan upaya perdamaian di Ukraina juga menjadi perhatian bersama.
Indonesia dan Turkiye sepakat untuk terus saling mendukung dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas serta perdamaian dunia.
Presiden Erdoğan menambahkan komitmen Turkiye untuk terus bekerja sama dengan Indonesia dalam kerangka internasional seperti PBB, G20, D8, dan MIKTA, serta dalam isu rekonstruksi Gaza dan pembelaan hak-hak Palestina di masa mendatang.