POSKOTA.CO.ID – Sebuah video yang sempat viral di media sosial memperlihatkan mobil berpelat dinas berhenti di pinggir jalan dan diduga terlibat dalam percakapan dengan seorang wanita berpakaian minim yang disebut-sebut sebagai pekerja seks komersial (PSK).
Kejadian ini terjadi di kawasan Jakarta Selatan dan memicu banyak spekulasi publik terkait kepemilikan kendaraan tersebut.
Namun, pihak Kementerian Pertahanan (Kemhan) langsung memberikan klarifikasi.
Baca Juga: Viral Diduga Kendaaraan Dinas Kemhan Sedang Tawar PSK, Kemenhan Langsung Telusuri
Melalui Kepala Biro Informasi Kemhan, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang, dipastikan bahwa kendaraan berpelat nomor 51692-00 tersebut bukanlah milik resmi Kemhan.
"Mobil itu dulunya pernah digunakan oleh seorang pegawai Kemhan yang kini sudah pensiun. Plat nomor dinasnya juga sudah ditarik sejak lama," ujar Brigjen Frega pada Kamis, 10 April 2025.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa plat nomor tersebut kemungkinan besar telah dikloning secara ilegal, dan digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Register resmi dari pelat tersebut sebenarnya sudah tidak berlaku sejak kendaraan dijual oleh pemilik sebelumnya.
"Kami menduga kuat pelat nomor itu merupakan hasil kloning, mungkin diperoleh secara ilegal melalui platform jual beli online," tambahnya.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Tersangka Anak ASN Kemhan yang Tabrak Pengendara Hingga Tewas
Brigjen Frega juga menyayangkan masih adanya praktik penyalahgunaan pelat dinas demi keuntungan pribadi.
Ia menegaskan bahwa tindakan semacam ini akan ditindak tegas apabila terbukti melanggar hukum.
"Kalau tujuannya untuk menghindari razia atau mempermudah urusan di jalan, ini jelas pelanggaran. Kami tidak akan mentolerir penyalahgunaan atribut negara," tegasnya.
Baca Juga: Korban yang Ditabrak Mobil Kemhan Dinyatakan Meninggal Dunia
Dalam video yang beredar, tampak jelas mobil berpelat merah dengan logo mirip Kementerian Pertahanan berhenti di tepi jalan.
Seorang wanita berpakaian minim terlihat berbicara dengan seseorang di dalam mobil, yang diduga sebagai sopir atau pemilik kendaraan tersebut.
Kejadian ini menjadi pengingat penting akan pentingnya pengawasan terhadap penggunaan atribut resmi negara agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.