"Ini adalah ruang operasi yang sangat rumit dan sangat sulit sebelum konflik. Bencana ini hanya akan memperburuknya. Sepertiga penduduk sudah membutuhkan bantuan kemanusiaan, jumlah itu pasti akan meningkat," ujarnya.
Menurut ahli geologi AS, gempa bumi itu merupakan gempa terbesar yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad.
Baca Juga: Gempa Bumi Dahsyat Mengguncang Thailand, 80 Orang Lebih Tertimbun Reruntuhan Gedung
Bantuan dari Berbagai Negara
Dan getarannya cukup kuat untuk merusak bangunan-bangunan di seluruh Bangkok, yang berjarak ratusan mil jauhnya dari pusat gempa.
Meski pemerintah kota Bangkok mengerahkan lebih dari 100 teknisi akan memeriksa gedung-gedung di kota itu, setelah menerima lebih dari 2.000 laporan, namun kerusakan terburuk terjadi di Myanmar.
Tim penyelamat juga telah dikerahkan dan berasal dari Tiongkok dan Rusia, dua dari satu-satunya sekutu junta yang terisolasi itu.
Menurut kantor berita resmi Xinhua, tim yang beranggotakan 37 orang dari provinsi Yunnan di Tiongkok tiba di Yangon pada Sabtu pagi dengan membawa detektor gempa, drone, dan perlengkapan lainnya.
Baca Juga: Ribuan Rumah Terdampak Gempa Bumi Kertasari Kabupaten Bandung Dapat Bantuan
Kementerian tanggap darurat Rusia juga mengirim dua pesawat yang membawa 120 penyelamat dan perlengkapan, menurut laporan dari kantor berita negara Rusia, Tass.
India juga mengirim tim pencarian dan penyelamatan dan tim medis serta perbekalan, sementara Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan akan mengirim 50 orang pada Minggu 30 Maret 2025 nanti.
PBB juga telah mengalokasikan $5 juta untuk memulai upaya bantuan. Presiden Donald Trump mengatakan pada Jumat bahwa AS akan membantu dalam tanggap darurat Myanmmar tersebut.
India, Prancis, dan Uni Eropa juga telah menawarkan bantuan. Sementara WHO mengatakan sedang memobilisasi untuk menyiapkan perlengkapan cedera trauma.