POSKOTA.CO.ID - Aktor sekaligus presenter ternama Darius Sinathrya akhirnya buka suara terkait insiden kekerasan yang terjadi dalam aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat sipil menolak Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI).
Dalam pernyataan tegas yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Darius menyayangkan tindakan represif aparat yang menurutnya mencederai semangat demokrasi.
“Miris dan sedih lihat tayangan video-video kemarin. Harusnya semua pihak, termasuk aparat, paham bahwa demonstrasi adalah bagian dari hak warga negara. Kekerasan bukan solusi. Ini bukan Indonesia yang kita mau,” tulis Darius dalam unggahannya pada Minggu malam, 23 Maret 2025.
Baca Juga: Darius Sinathrya Angkat Suara Soal Kekerasan Aparat Terhadap Demonstran Tolak RUU TNI
Aksi Tolak RUU TNI Memanas, Aparat Diduga Gunakan Kekerasan Berlebihan
Gelombang demonstrasi yang menolak pengesahan RUU TNI semakin meluas dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah organisasi masyarakat sipil, mahasiswa, hingga aktivis hak asasi manusia menilai revisi undang-undang ini membuka ruang intervensi militer dalam ranah sipil, memperbesar potensi pelanggaran HAM, serta mengancam prinsip negara demokrasi.
Namun sayangnya, aksi yang pada awalnya berlangsung damai berujung bentrok setelah aparat kepolisian dan militer membubarkan massa dengan kekerasan.
Rekaman video yang memperlihatkan tindakan represif aparat, termasuk pemukulan dan penembakan gas air mata secara membabi buta, viral di media sosial. Insiden ini langsung menuai kecaman luas, termasuk dari kalangan publik figur seperti Darius Sinathrya.
Darius Sinathrya: “Tugas Kita Melindungi Masa Depan Anak-Anak Kita”
Dalam pernyataannya, Darius tidak hanya berbicara sebagai seorang publik figur, melainkan juga sebagai seorang ayah. Ia menyoroti pentingnya mewariskan negara yang aman, adil, dan demokratis untuk generasi berikutnya.
“Anak-anak kita suatu saat akan bertanya, apa yang sudah kita lakukan saat demokrasi ini terancam? Kita harus memastikan Indonesia tetap menjadi rumah yang aman, bukan negara yang menakutkan bagi mereka yang bersuara,” kata suami dari Donna Agnesia tersebut.
Darius juga menegaskan bahwa kebebasan berpendapat adalah hak fundamental warga negara yang dijamin konstitusi. Ia mendorong aparat negara agar mengedepankan pendekatan humanis dalam menangani demonstrasi.
“Saya percaya aparat kita mampu bertindak profesional dan mengedepankan nilai kemanusiaan. Kita semua saudara sebangsa,” tambahnya.
Karier Darius Sinathrya: Dari Presenter Olahraga ke Aktivis Sosial?
Selama ini, Darius Sinathrya dikenal luas sebagai seorang presenter olahraga papan atas, aktor, model, dan produser film. Pria kelahiran Kloten, Swiss, 21 Mei 1985 itu mengawali karier sebagai model majalah saat kuliah, sebelum terjun ke dunia akting lewat sinetron Gatot Kaca (2005).
Ia kemudian melambung sebagai presenter Piala Dunia 2006 dan ajang olahraga besar lainnya, seperti Liga Inggris dan Piala Dunia 2022.
Tak hanya di depan layar, Darius juga menunjukkan kemampuan di balik layar sebagai produser film Night Bus (2017), yang memenangkan penghargaan di Festival Film Indonesia. Ia kerap membawa isu-isu sosial dan kemanusiaan dalam karya-karyanya.
Kini, selain aktif di dunia hiburan, Darius mulai dikenal sebagai figur publik yang vokal dalam isu-isu sosial dan politik, termasuk soal lingkungan hidup, hak anak, hingga hak atas kebebasan berpendapat.
Baca Juga: Ricuh Aksi Unjuk Rasa Tolak RUU TNI di Malang, Gedung DPRD Dirusak Massa
Keluarga dan Kehidupan Pribadi yang Harmonis
Di balik kesibukannya, Darius tetap dikenal sebagai sosok keluarga yang hangat. Ia menikah dengan presenter Donna Agnesia pada tahun 2006, dan dikaruniai tiga anak: Lionel Nathan, Diego Andres, dan Quinesha Sabrina Sinathrya.
Keluarga ini dikenal aktif dalam berbagai kegiatan olahraga, mulai dari bersepeda, lari, hingga mendaki gunung. Lionel, anak sulung mereka, kini sedang menimba ilmu dan mengembangkan karier sepak bolanya di International Center of European Football (ICEF) Prancis.
Di berbagai kesempatan, Darius kerap mengajak keluarganya untuk terlibat dalam kegiatan sosial, termasuk aksi-aksi peduli lingkungan dan edukasi masyarakat tentang pentingnya hidup sehat dan aktif.
Darius berharap suara publik, baik dari masyarakat sipil maupun figur publik, dapat menjadi dorongan bagi pemerintah dan aparat untuk memperbaiki pendekatan dalam menjaga keamanan dan ketertiban.