Darius Sinathrya Angkat Suara Soal Kekerasan Aparat Terhadap Demonstran Tolak RUU TNI

Senin 24 Mar 2025, 08:32 WIB
Demonstrasi penolakan UU TNI di Malang dikabarkan berlangsung ricuh, Kamis, 23 Maret 2025. (Sumber: X/@YLBHI)

Demonstrasi penolakan UU TNI di Malang dikabarkan berlangsung ricuh, Kamis, 23 Maret 2025. (Sumber: X/@YLBHI)

POSKOTA.CO.ID - Gelombang aksi penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI yang berlangsung di berbagai daerah diwarnai bentrokan antara aparat kepolisian dan para demonstran.

Dugaan tindakan kekerasan oleh aparat keamanan dalam merespons aksi damai tersebut memicu kecaman dari masyarakat, termasuk dari kalangan publik figur.

Salah satu yang ikut bersuara adalah aktor dan presenter, Darius Sinathrya. Melalui akun media sosial pribadinya, @Dsinathrya, Darius menyampaikan kritik tajam terhadap tindakan aparat kepolisian yang dinilai tidak manusiawi.

“Buat adik-adik polisi yang masih main gebuk orang yang udah dipegangin & nggak melawan. Jangan lupa, karma itu ada. Semoga anak cucu Anda selalu dilindungi Tuhan,” tulis Darius dikutip Poskota pada Senin, 24 Maret 2025.

Baca Juga: Aksi Tolak RUU TNI di Malang Berakhir Ricuh, Netizen: Hari Ini Ada Perempuan Dipukulin, Tempat Medis Diancurin

Ia juga mengingatkan bahwa demonstran yang menjadi korban kekerasan adalah bagian dari masyarakat yang ikut membayar pajak.

“Manusia yang kalian gebukin itu, seperak dua perak pajak yang dibayar dirinya atau orang tuanya, bisa jadi sarapan Anda pagi tadi,” tambahnya.

Aksi Represif di Beberapa Kota

Sejak aksi penolakan RUU TNI mencuat, laporan mengenai dugaan kekerasan oleh aparat terus bermunculan. Di Jakarta, bentrokan pecah di depan Gedung DPR/MPR pada 21 Maret 2025.

Sejumlah mahasiswa dilaporkan mengalami luka-luka akibat dipukul menggunakan pentungan. Rekaman video yang beredar menunjukkan aparat menendang dan memukul demonstran yang telah duduk diam dan mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.

Di Bandung, aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate pada 22 Maret 2025 juga berujung ricuh. Puluhan mahasiswa dan aktivis yang ikut dalam aksi damai mengaku mendapat perlakuan kasar.

LBH Bandung mencatat setidaknya 15 orang mengalami luka serius, termasuk seorang mahasiswa yang mengalami patah tulang akibat pemukulan.

Berita Terkait

News Update