POSKOTA.CO.ID - Aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) di Kota Malang, Jawa Timur, berakhir dengan kericuhan pada Minggu malam, 23 Maret 2025.
Bentrokan terjadi antara massa aksi dan aparat keamanan, menyebabkan beberapa korban luka serta laporan mengenai peserta aksi yang hilang kontak.
Menurut rilis dari Aliansi Suara Rakyat (ASURO), sejumlah korban berjatuhan dalam insiden tersebut.
Hingga pukul 21.25 WIB, diperkirakan ada 6 hingga 7 orang peserta aksi yang dilarikan ke rumah sakit akibat luka-luka.
Selain itu, sekitar 10 orang massa aksi dilaporkan hilang kontak, sementara 3 orang lainnya telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Peristiwa ini memicu gelombang reaksi keras di media sosial, dengan tagar Malang menjadi trending perbincangan di platform X (Twitter).
Baca Juga: Sempat Timbulkan Macet Akibat Ambles, Jalan Kalimalang Sudah Bisa Dilintasi Pengendara
Kronologi Aksi Unjuk Rasa RUU TNI di Malang
Aksi demonstrasi yang awalnya berlangsung damai mulai berubah menjadi tegang saat orator menyampaikan tuntutan mereka terhadap Revisi UU TNI yang telah disahkan DPR RI.
Massa aksi menuntut transparansi dan perlindungan hak sipil dalam revisi undang-undang tersebut.
Situasi memanas ketika sejumlah demonstran mulai melemparkan benda menyerupai molotov serta membakar ban bekas.
Bentrokan pun tak terelakkan antara massa aksi dan aparat keamanan yang mencoba membubarkan kerumunan.
Gas air mata ditembakkan untuk membubarkan massa, namun hal ini justru semakin memicu kemarahan demonstran.
Akibat bentrokan tersebut, dua ruangan di Gedung DPRD Kota Malang terbakar, yaitu pos satpam dan gudang arsip.
Api cepat menjalar karena lokasi gedung yang berada dekat dengan kerumunan massa. Petugas pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi untuk mengendalikan api sebelum menyebar lebih luas.
Baca Juga: Viral, Pengemudi BMW di Malang Pakai Pelat Nomor Tak Senonoh Demi Konten, Polisi Turun Tangan
Aksi Trending di Media Sosial
Kericuhan dalam aksi unjuk rasa ini mendapat perhatian luas dari warganet. Tagar seperti #Malang, #PeringatanDarurat, #IndonesiaGelap, dan #JusticeForMyDayIndonesia menjadi trending topic di X..
Banyak pengguna membagikan video dan laporan langsung dari lokasi kejadian, yang menunjukkan bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan.
Setelah bentrokan terjadi, aparat kepolisian dan TNI dikerahkan untuk membubarkan massa aksi serta melakukan penyisiran di sekitar lokasi.
Beberapa aktivis melaporkan adanya tindakan represif terhadap peserta aksi, termasuk dugaan pemukulan terhadap mahasiswa dan jurnalis yang sedang meliput.
Sejumlah pengguna media sosial mengunggah pengalaman mereka langsung dari lokasi kejadian. Beberapa dari mereka mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan aparat terhadap demonstran.
"Aparat memukul anak dibawah umur pada aksi hari ini di DPRD Kota Malang! siapapun yg menemukan tas slempang warna hitam didalam kresek hitam, didalamnya ada hp redmi a3 milik korban," ungkap pengguna X @merah***.
Dugaan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat juga semakin mengundang kecaman dari berbagai pihak.
Banyak yang membandingkan kejadian ini dengan tragedi Kanjuruhan, di mana penggunaan kekerasan oleh aparat telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa di masa lalu.
"Beberapa waktu lalu, TEMPO diteror kepala babi dan bangkai tikus. Kemudian SUMA UI direpresi, jurnalisnya dipukuli. Malam ini (23/03), anggota Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Malang dipukul secara biadab oleh polisi. Polisi Malang tidak belajar dari Kanjuruhan," tandas pengguna X @Rafi***.
"SEBARKAN TINDAK PEMUKULAN HINGGA PENCULIKAN OLEH APARAT YANG TERJADI DI MALANG MALAM HARI INI," tandas pengguna X @baren***.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait tuduhan kekerasan terhadap peserta aksi penolakan UU TNI di Malang.