Awalnya, paket tersebut tampak seperti kiriman biasa, tetapi ketiadaan informasi pengirim membuat staf curiga. Setelah diperiksa lebih lanjut, paket tersebut ternyata berisi kepala babi yang sudah dipenggal.
Begitu isi paket diketahui, suasana di kantor sempat tegang. Beberapa staf mendokumentasikan penemuan tersebut, sementara yang lain segera melaporkan kejadian ini kepada pihak keamanan internal dan kepolisian.
Pihak kepolisian segera turun tangan untuk menyelidiki insiden ini. Beberapa rekaman CCTV di sekitar kantor diperiksa untuk melacak siapa yang mengantarkan paket tersebut.
Hingga kini, motif di balik aksi ini masih menjadi tanda tanya, meskipun banyak spekulasi yang mengaitkannya dengan pemberitaan kritis yang dilakukan oleh Tempo dan siniar Bocor Alus Politik.
Insiden ini menambah daftar panjang teror terhadap jurnalis di Indonesia, yang kembali menyoroti pentingnya perlindungan terhadap kebebasan pers.