Hal ini mungkin jadi catatan kritis bagi Kluivert. Sebab faktanya memang gaya total menyerang belum selaras dengan kondisi timnas maupun sang lawan. Strategi high pressing justru jadi makanan empuk Australia. Terbukti dua gol lahir lewat counter attack. Tiga lainnya tercipta via bola mati.
Tiga gol Australia yang bermula dari sepak pojok inilah yang patut dicermati secara seksama. Sebab dalam sepak bola level tinggi, detail sangat menentukan segalanya. Kluivert mesti membenahi kelemahan koordinasi pertahanan Indonesia saat tendangan sudut.
Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia di Tiga Laga Sisa Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026
Memang dalam laga melawan Australia ada anomali. Penguasaan bola Garuda mencapai 61 persen. Hal yang membuktikan bahwa secara permainan Indonesia punya potensi. Tapi kesalahan soal detail terbukti mampu membuyarkan segalanya.
Apapun itu, laga melawan Australia telah berlalu. Bagi seorang juara kekalahan adalah pelajaran. Tak ada kamus kekalahan untuk diratapi dengan caci maki.
Seperti kata John C. Maxwell, 'sometime we win, but sometime we learn (terkadang kita menang, terkadang kita mesti belajar).' Jadi bukan hasil kekalahannya yang diratapi tapi pelajaran dari kekalahan itu yang paling berharga. Tak ada juara yang tak pernah kalah. Tim yang lolos ke Piala Dunia bukanlah tim yang tak pernah jatuh. Tapi tim yang bisa bangkit setelah terjatuh!
Harus diakui mimpi sepak bola Indonesia belum pernah setinggi saat ini. Sehingga masih banyak yang belum terbiasa menyeimbangkan gestur antara mimpi, harapan, emosi dengan realita.
Baca Juga: Timnas Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026, Begini Skenarionya
Saat menang dipuja hingga ke tinggi angkasa. Saat kalah dihina sedemikian rupa. Inilah yang kerap terjadi di sepak bola kita sejak masa lalu.
Apapun itu, Garuda masih ada! Memang kita kalah di Sydney, tapi peluang belum tertutup. Masih ada tiga laga sisa yang akan menentukan. Dan yang paling penting adalah laga melawan Bahrain yang tinggal hitungan hari.
Mencerca tim sendiri tentu malah akan sangat membantu Bahrain. Ingat suporter adalah pemain ke-12. Sebagai bagian dari permainan, suporter juga mesti punya paradigma bahwa selama peluit panjang belum berbunyi semua belum berakhir. Seperti judul lagu Lenny Kravitz, 'It ain't over until its over.'
Mari dukung habis skuat Garuda hingga laga terakhir Grup C. Kita balas hasil mengecewakan di Australia dengan kemenangan atas Bahrain di GBK! #TetapDukungGaruda