Tanggapi Penemuan Tanaman Ganja di Gunung Semeru, Ini 5 Poin Klarifikasi Balai Besar TNBTS

Kamis 20 Mar 2025, 16:03 WIB
Pihak TNBTS mengklarifikasi informasi terkait dengan ladang ganja di Gunung Semeru. (Sumber: Instagram/@bbtnbromotenggersemeru)

Pihak TNBTS mengklarifikasi informasi terkait dengan ladang ganja di Gunung Semeru. (Sumber: Instagram/@bbtnbromotenggersemeru)

POSKOTA.CO.ID – Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akhirnya angkat bicara mengenai penemuan tanaman ganja di kawasan tersebut.

Pihak TNBTS merasa perlu melakukan klarifikasi, sebab berita viral penemuan ladang ganja di Gunung Semeru sudah masuk ke dalam penggiringan opini di sejumlah platform media sosial.

Klarifikasi TNBTS tersebut diungkapkan dalam akun Instagram resmi @bbtnbromotenggersemeru, yang di-upload pada Rabu, 19 Maret 2025.

Baca Juga: Geger Ladang Ganja di Kawasan Gunung Bromo, Netizen: Baru Ketahuan Sekarang

“Semoga informasi ini dapat meluruskan dan mengklarifikasi konten-konten dan komentar-komentar ‘kreatif’ sahabat terkait keberadaan tanaman ganja, larangan penggunaan drone di kawasan wisata TNBTS, penutupan pendakian Gunung Semeru, dan wajib pendamping/ pemandu dalam pendakian Gunung Semeru ya sahabat,” kata captionnya.

Dalam video tersebut, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Rudijanta Nugraha mengungkapkan beberapa poin klarifikasi terkait penemuan tanaman ganja, yakni:

1. Kronologi Kasus Penemuan Tanaman Ganja

Menurutnya, penemuan tersebut merupakan hasil pengembangan dari kasus psikotropika yang ditangani Polres Lumajang yang dilakukan sejak September 2024.

“Dalam kasus tersebut, Polres Lumajang telah menetapkan empat tersangka penanaman ganja di kawasan TNBTS,” ujarnya.

Baca Juga: 1 Kg Sabu dan Ganja Dimusnahkan Kejari Kabupaten Tangerang

2. Aturan Larangan Penerbangan Drone

Mengenai adanya aturan larangan penerbangan drone di Gunung Semeru menurutnya telah diberlakukan sejak 2019 yang lalu.

“Tujuanya untuk menjaga keselamatan pengunjung. Dan pengaturan pelarangan juga dilakukan di tempat sakral bagi masyarakat Suku Tengger,” jelasnya.

Berita Terkait

News Update