“Kekhawatiran lainnya ialah berdampak pada represi dan penggusuran warga negara, petani, masyarakat adat, masyarakat di pulau-pulau penjuru Nusantara yang mempertahankan tanah air dari gempuran proyek investasi,” sambungnya.
YLBHI juga mengungkapkan aski demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat dijaga oleh ribuan pasukan tentara dan polisi dengan alat serta senjata yang tampak lengkap.
Baca Juga: Resmi Disahkan Hari Ini, Wakil Ketua DPR RI Tegaskan dalam Pasal RUU TNI Tidak Ada Dwifungsi
Pintu-pintu dan pagar dipasang penghalang beton agar semakin sulit rakyat bersuara. Selain itu, pengerahan paramiliter dilakukan secara struktur dan sistematis dengan tujuan konflik horizontal yang jelas melanggar banyak aturan main bernegara.
“Kita melihat bahwa sedemikian rupa kritik rakyat dianggap sebagai musuh dan ancaman,” ujarnya.
YLBHI juga menegaskan jika pihaknya tetap berkomitmen serta mengajak seluruh rakyat dan gerakan masyarakat sipil untuk tetap bersuara dan menyampaikan kebenaran serta keadilan untuk menjaga demokrasi, negara hukum dan hak asasi manusia.
“Bersama rakyat melawan segala kezaliman dan kerakusan kekuasaan, kita tak boleh menyerah untuk menjaga dan memperbaiki negeri ini. Semoga tuhan menolong kita semua,” pungkasnya.