Kembali Bombardir Gaza, Benjamin Netanyahu Sebut Serangan Mematikan Hanya Permulaan

Rabu 19 Mar 2025, 20:05 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu salahkan Hamas atas dimulainya kembali serangan ke Gaza. (Sumber: X/@Kahlissee)

PM Israel Benjamin Netanyahu salahkan Hamas atas dimulainya kembali serangan ke Gaza. (Sumber: X/@Kahlissee)

POSKOTA.CO.IDPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa gelombang serangan udara yang menewaskan ratusan warga Palestina di Gaza dalam semalam ‘hanya permulaan’.

Dalam pidato yang disiarkan televisi Israel pada Selasa, 18 Maret 2025 malam waktu setempat, dia mengatakan bahwa pasukan Israel akan menyerang Hamas dengan ‘kekuatan yang semakin meningkat’.

Tak hanya itu, Netanyahu juga menyebar ancaman dengan menyebut bahwa negosiasi gencatan senjata di masa mendatang ‘hanya akan berlangsung di bawah tembakan’.

Baca Juga: Eks PM Israel Benjamin Netanyahu: Yair Lapid Memalukan, Menyerah Pada Hizbullah

PM Israel Nyatakan Gencatan Senjata Selesai

"Hamas telah merasakan beratnya kekuatan kami dalam 24 jam terakhir, dan saya ingin meyakinkan Anda – dan mereka –, ini baru permulaan," kata pemimpin Israel tersebut, melansir Al Jazeera.

"Kami akan terus berjuang untuk mencapai semua tujuan perang kami – pembebasan semua sandera kami, pemusnahan Hamas, dan janji bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel," tambahnya.

Pernyataan menantang Netanyahu ini muncul setelah serangan mematikan Israel di Gaza yang menghancurkan senjata gencatan dengan Hamas, yang dimulai pada 19 Januari 2025 lalu.

Serangan udara pada Selasa tersebut menewaskan sedikitnya 404 warga Palestina, banyak dari anak-anak mereka, dan melukai lebih dari 560 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca Juga: PM Israel Tolak Kesepakatan Penyanderaan dan Gencatan Senjata dengan Hamas

Negosiasi Gencatan Senjata Buntu

Serangan tersebut menargetkan sebagian besar wilayah Gaza, termasuk Khan Younis dan Rafah di selatan, Kota Gaza di utara, dan wilayah tengah seperti Deir el-Balah.

Pembicaraan tahap kedua kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas, yang akan membebaskan hampir 60 tahanan Hamas yang tersisa dan pembentukan gencatan senjata permanen, menemui jalan buntu.

Ini karena adanya desakan Israel agar tahap pertama diperpanjang hingga pertengahan April. Pekan lalu, Israel menolak tawaran Hamas untuk membebaskan warga negara ganda Amerika-Israel.

Juga jenazah empat tahanan yang tewas sebagai imbalan atas dimulainya pembicaraan tahap kedua dan diakhirinya blokade Israel yang kembali diberlakukan awal bulan ini.

Baca Juga: PM Israel Sebut Zona Perbatasan Gaza-Mesir Harus di Bawah Kendali Israel

Hamas telah membebaskan sekitar tiga lusin tahanan sebagai imbalan atas hampir 2.000 tahanan Palestina sejak dimulainya gencatan senjata.

Meski pelaksanaannya terkatung-katung sejak 1 Maret, saat tahap pertama yang berlangsung selama enam minggu berakhir.

Sebelum serangan Israel, utusan Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, telah mendorong usulan untuk memperpanjang gencatan senjata setelah Ramadhan dan Paskah.

Berdasarkan usulan tersebut, Hamas akan membebaskan tawanan hidup tambahan sebagai ganti tahanan, sementara kedua belah pihak menyusun kerangka kerja untuk gencatan senjata permanen.

Baca Juga: Ribuan Warga Sipil Jadi Korban Serangan Israel di Gaza, Presiden Prancis Macron Ingatkan PM Israel untuk Segera Lakukan Gencatan Senjata

Netanyahu Salahkan Hamas

Dalam pidatonya pada Selasa tersebut, Netanyahu juga menyalahkan Hamas atas kurangnya kemajuan dalam perundingan tersebut.

"Meskipun Israel menerima tawaran utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, Hamas dengan tegas menolaknya," kata Netanyahu.

Netanyahu juga menuduh Hamas bertanggung jawab atas semua korban yang tidak diinginkan di Gaza. "Itulah sebabnya saya kemarin mengizinkan pembaruan aksi militer terhadap Hamas," ujarnya.

Dia juga menyerukan warga sipil Palestina untuk menghindari kontak dengan Hamas, dan meminta kepada warga Gaza untuk menjauh dari bahaya.

"Pindahlah ke daerah yang lebih aman. Karena setiap korban sipil adalah tragedi dan setiap korban sipil adalah kesalahan Hamas," pungkasnya.

Berita Terkait

News Update