Perbedaan Kerajaan Sunda Nusantara Archipelago dan Sunda Empire, Apakah Berhubungan?

Senin 17 Mar 2025, 07:25 WIB
Logo kerajaan sunda nusantara dan sunda empire (Sumber: Poskota/Yusuf Sidiq)

Logo kerajaan sunda nusantara dan sunda empire (Sumber: Poskota/Yusuf Sidiq)

Senada dengan pernyataan tersebut, Petinggi Sunda Empire, Raden Ranggasasana alias Rangga, juga membantah adanya keterkaitan antara Sunda Empire dan Kekaisaran Sunda Nusantara.

“Sungguh tidak ada hubungan antara Sunda Empire-Earth Empire dengan Kekaisaran Sunda Nusantara yang lagi ramai diberitakan,” tegasnya.

Sunda Empire: Kerajaan dengan Klaim Sejarah yang Fantastis

Sunda Empire mengklaim bahwa mereka telah berdiri sejak zaman Alexander The Great pada 324 SM, lalu diwariskan ke Julius Caesar yang menikahi Cleopatra VII dan memerintah hingga 337 Masehi.

Menurut laporan BBC, Sunda Empire berada di bawah Dinasti Sunda Kala, yang dipimpin oleh Kanjeng Ratu Ratna Ningrum Wiranatadikusuma Siliwangi-Al Misri. Nasri Banks menjabat sebagai Grand Prime Minister, sementara Ranggasasana bertindak sebagai Sekretaris Jenderal De Heren XVII Sunda Empire.

Berbeda dengan Sunda Empire, Kekaisaran Sunda Nusantara tidak mengenal sistem monarki. Mereka hanya memiliki satu pemimpin, yaitu Panglima Kekaisaran Sunda Nusantara, yang sebelumnya dijabat oleh Alex Ahmad Hadi Ngala.

Namun, Alex sendiri mengaku telah mundur dari jabatannya. “MASA itu Majelis Agung Sunda Archipelago. Ketuanya Ahmad Ngala tinggal di Depok,” ungkap Rusdi.

Meski memiliki pengikut, Rusdi mengakui bahwa jumlah anggota Kekaisaran Sunda Nusantara jauh lebih sedikit dibanding Sunda Empire.

Fenomena Kerajaan Fiktif: Mencari Ketenaran atau Hilangnya Akal Sehat?

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Benny Susetyo, menilai bahwa fenomena ini adalah bentuk irasionalitas yang muncul akibat keinginan untuk terkenal.

“Kalau orang rasional, pasti punya akal sehat dan logika untuk mempertimbangkan apakah langkah mereka ini masuk akal atau tidak,” kata Benny.

Menurutnya, fenomena semacam ini tidak perlu terlalu ditanggapi agar tidak semakin viral.

“Masyarakat kita gampang terpengaruh mitos. Begitu ada yang heboh, langsung ikut-ikutan. Kalau dibiarkan viral, nanti makin banyak orang berpikir ‘ah, bikin juga ah, biar terkenal’,” ujarnya.

Senada dengan Benny, Direktur Kepercayaan dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sjamsul Hadi, menegaskan bahwa baik Sunda Empire maupun Kekaisaran Sunda Nusantara hanyalah fantasi belaka.

Berita Terkait

News Update