POSKOTA.CO.ID - Kerap kali ramalan perbintangan atau zodiak menjadi tolak ukur bagi sebagian orang untuk menentukan nasibnya. Lantas bagaimana ramalan zodiak ini dalam Islam?
Banyak sekali pembahasan tentang ramalan zodiak ini, terutama di kalangan anak muda yang cukup banyak mencari tahu tentang hal tersebut.
Bahkan sebagian orang menganggap bahwa ramalan zodiak itu akan sangat menentukan bagi banyak aspek kehidupan seperti finansial dan percintaan.
Namun bagaimanakah pandangan Islam tentang ramalan zodiak atau ilmu perbintangan ini?
Baca Juga: Mengenal Malam Lailatul Qadar: Keutamaan Tersembunyi dan Waktu yang Penuh Berkah
Dilansir dari laman NU Online, mempercayai pada zodiak ini sama halnya seperti percaya bahwa parasetamol adalah obat nyeri.
Namun hal tersebut tidak pasti, karena hasilnya belum tentu benar-benar terjadi dalam hidup.
"Perlu diingat bahwa hubungan ramalan tersebut merupakan sebab akibat dari sebuah kebiasaan. Artinya, mungkin saja ramalan itu tidak terbukti. Pun parasetamol juga tidak menghilangkan rasa nyeri dan menurunkan suhu tubuh," dikutip Poskota 13 Maret 2025.
"kepercayaan terhadap hubungan tanggal atau bulan kelahiran dengan nasib atau karakter seseorang ini tidak boleh bersifat mutlak. Senada, percaya terhadap parasetamol dan kesembuhan ini juga tidak mutlak," penjelasan berikutnya.
Baca Juga: Raih Keberkahan dengan Panjatkan Doa Setelah Salat Tarawih dan Witir Sesuai Sunnah Nabi SAW Ini
Sementara itu, ulama Buya Yahya memberikan pandangannya berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada bahwa percaya kepada ilmu perbintangan itu tidak masuk akal karena mempercayai selain Allah.
"Allah maha tahu, segala yang ghaib itu hanya Allah yang tahu, tidak ada yang tahu kecuali Allah, dan siapapun hamba yang diridhai oleh Allah dari utusan-utusannya, selain itu jangan percaya, peramal-peramal bohong dusta," ucap Buya Yahya, dikutip dari kanal YouTube Al-Barjah TV.
Buya Yahya menekankan bahwa ramalan itu sifatnya ghaib dan tidak ada yang mengetahui gal ghaib selain Allah SWT.
"Masa ada sering ngaji percaya sama ilmu perbintangan, wah nasibmu mujur, nasibmu sengsara, husnudzon kepada Allah gausah pake ilmu perbintangan, nah ini ndak tahu dari mana," sambungnya.
"bualan-bualan para dukun mengetahui yang ghaib, tidak ada yang tahu yang ghaib, yang tahu hanya Allah dan para utusan yang diridhainya," kata Buya Yahya.