Penyakit di Musim Hujan: Sekeluarga di Depok Akhirnya Pulih dari Chikungunya

Minggu 09 Mar 2025, 10:58 WIB
Suasana di permukiman warga yang sempat terjangkit kasus chikungunya, di Sukamaju Baru, Kota Depok, Sabtu (8/3). Warga yang terjangkit kini sudah pulih kembali. (Sumber: Poskota/Angga Pahlevi)

Suasana di permukiman warga yang sempat terjangkit kasus chikungunya, di Sukamaju Baru, Kota Depok, Sabtu (8/3). Warga yang terjangkit kini sudah pulih kembali. (Sumber: Poskota/Angga Pahlevi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Kota Depok, satu keluarga baru saja melewati badai yang mengancam kesehatan mereka.

Terjangkit chikungunya, penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, keluarga ini harus berjuang melawan rasa sakit dan ketidakpastian.

Namun, berkat dukungan komunitas dan upaya kesehatan yang cepat, mereka kini telah pulih dan kembali ke rumah.

Ketua RT setempat di Kelurahan Sukamaju Baru, Nursalim, dengan senyum lega mengabarkan bahwa keluarga tersebut telah sembuh sepenuhnya.

Baca Juga: Kuali Raksasa Bobon Santoso Beraksi, Soto untuk 1.000 Murid di Mapolres Serang

"Sekarang bapak dan kedua anaknya sudah sembuh dan kembali ke rumah. Bahkan, kemarin bapaknya sudah ikut salat Jumat," ujarnya kepada Poskota, Sabtu, 8 Maret 2025.

Setelah kasus chikungunya pertama kali ditemukan, Puskesmas Sukamaju Baru bergerak cepat. Mereka memberikan penanganan medis yang diperlukan dan memastikan bahwa keluarga tersebut mendapatkan perawatan yang tepat.

"Puskesmas Sukamaju Baru bergerak cepat menangani keluarga yang terjangkit," kata Nursalim.

Kesadaran akan pentingnya pencegahan menjadi kunci dalam mengatasi penyakit tersebut. Pihak lingkungan segera melakukan penyebaran obat abate untuk membasmi jentik nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan.

Baca Juga: Nasib Anak SD di Pandeglang, Melewati Jembatan Gantung yang Nyaris Putus

Kader jumantik rutin melakukan pengecekan ke rumah-rumah warga untuk memantau jentik nyamuk. "Ada dua kader Jumantik kita untuk keliling kontrol cek rumah-rumah," ungkap Ibu Erna, anggota Posyandu Matahari.

Meski tantangan masih ada, seperti potensi genangan air di lahan terbuka sekitar perumahan, kesadaran warga yang semakin meningkat menjadi harapan baru.

"Selama ini kendala di lapangan tidak ada. Karena sudah kesadaran warga masing-masing lebih terbuka," kata Ibu Erna.

Kepala UPTD Puskesmas Sukamaju Baru, Zulfa Yuliza, menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Beberapa langkah yang disarankan antara lain membersihkan bak mandi seminggu sekali, memasang kelambu di ranjang tidur, memakai lotion anti nyamuk, memperhatikan media penampung air di dalam rumah, menerapkan pola makan yang sehat, mengurangi populasi nyamuk dengan spray pembasmi nyamuk, dan menghindari menumpuk serta menggantung pakaian terlalu lama.

Menurut Zulfa, apa yang dilalui keluarga di Kelurahan Sukamaju Baru itu menjadi contoh nyata bagaimana komunitas yang bersatu dan respons cepat dari pihak kesehatan dapat mengatasi ancaman penyakit.

Sebelumnya Zulfa mengatakan, berdasarkan data dalam satu bulan ini, ada tiga orang yang terjangkit chikungunya. Sedangkan kasus warga yang terjangkit DBD, masih belum ditemukan.

"Satu keluarga di lingkungan Sukamaju Baru, terdiri dari bapak dan dua anaknya, laki-laki dan perempuan, terjangkit kasus Chikungunya beberapa hari lalu dan kini masih dalam penanganan intensif puskesmas," ujarnya.

Kendati kasus DBD masih belum ditemukan, pihak Puskesmas tetap mengantisipasi kasus penyakit DBD karena faktor cuaca saat ini.

"Antisipasi DBD, Puskesmas Sukamaju Baru telah mengambil langkah-langkah pencegahan seperti sosialisasi KIE tentang DBD, lavarsidasi dengan pemberian bubuk abate, fogging, dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan," ungkapnya.

Zulfa menjelaskan, DBD adalah virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. "Selain itu, untuk kasus Chikungunya sendiri, penyebab virus ditularkan dari nyamuk juga," ungkapnya.

Berita Terkait

News Update