Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Sukabumi Pekan Depan, Kepala BNPB: Antisipasi dengan OMC

Sabtu 08 Mar 2025, 22:38 WIB
Bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada Kamis, 6 Maret 2025, pukul 19.00 WIB, dipicu oleh tingginya curah hujan. (Sumber: Dok. Diskominfo Provinsi Jawa Barat)

Bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada Kamis, 6 Maret 2025, pukul 19.00 WIB, dipicu oleh tingginya curah hujan. (Sumber: Dok. Diskominfo Provinsi Jawa Barat)

SUKABUMI, POSKOTA.CO.ID – Masih adanya potensi cuaca ekstrem di Sukabumi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S. Sos., M.M meminta pemerah setempat untuk bersiap.

Hal tersebut diungkapkannya saat memimpin rapat di Pendopo Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, pada Sabtu, 8 Maret 2025.

Dia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pascabencana banjir dan longsor di wilayah tersebut beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Tinjau Lokasi Banjir dan Longsor, Wakil Wali Kota Sukabumi Pastikan Penanganan Cepat

BNPB Buka Opsi Operasi Modifikasi Cuaca

Setelah meninjau lokasi terdampak bencana di Kecamatan Simpenan dan Pelabuhan Ratu, Suharyanto mengingatkan potensi cuaca ekstrem pada 10 – 20 Maret nanti.

Dirinya berharap hal tersebut dapat diantisipasi dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) sejak dini, sehingga bencana banjir dan longsor di Sukabumi tidak kembali terulang.

Melansir laman BNPB, sebagai persiapan penanganan bencana alam, saat ini telah disiagakan empat pesawat untuk melakukan OMC di wilayah Jabodetabek.

“Karena Sukabumi sangat khusus, kalau nanti akan dilakukan OMC dan Bupati berkeinginan. Saya akan meminta BMKG untuk menganalisis khusus Sukabumi, wilayah mana yang bahaya,” ujar Suharyanto.

Baca Juga: Demi Santap Makan Bergizi Gratis, Siswa SD di Sukabumi Harus Lewati Jalan Terjal

Jika Bupati Sukabumi Asep Japar membuat permintaan, OMC akan dilakukan untuk mengantisipasi potensi banjir dan longsor merujuk prakiraan cuaca pada periode waktu 10 – 20 Maret nanti.

Selain pembahasan potensi cuaca ekstrem, Kepala BNPB juga menyampaikan beberapa poin masukan kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam penanganan bencana alam tersebut.

Menurutnya, pemerintah pusat berkomitmen membantu pemda pascabencana. Operasi pencarian dan pertolongan terus dilakukan oleh tim gabungan yang dipimpin Basarnas.

Suharyanto juga mengatakan, operasi pencarian dilakukan selama 7 hari. Namun apabila ada permintaan warga, operasi tersebut dapat diperpanjang dalam beberapa hari.

Baca Juga: Gempa M4,6 Berpusat di Sukabumi, Dirasakan Hingga Bandung dan Pangalengan

Kemudian Suharyanto juga meminta kepada pihak Kodim untuk berkomunikasi dengan warga. "Apabila warga sudah mengikhlaskan, operasi pencarian dapat dihentikan," ujar Suharyanto.

Dirinya juga meminta Kodim untuk mengerahkan personel di lapangan untuk membantu BPBD dan unsur terkait dalam pembersihan sampah banjir.

Sebab apabila masih terjadi genangan, Suharyanto meminta para petugas tersebut untuk ikut memompa air agar cepat surut.

Terkait dengan bantuan makanan, dirinya memberikan masukan untuk mengkaji teknis operasional antara dapur umum atau distribusi paket sembako kepada warga terdampak.

Baca Juga: BMKG Minta Warga Waspadai Cuaca Ekstrem Saat Kunjungi Lokasi Terdampak Bencana Alam Sukabumi

Pada tahap pemulihan, Kepala BNPB menyampaikan kepada pemda untuk mendata jumlah keluarga yang rumahnya rusak. Dan jika direlokasi, diharapkan pemda mengkomunikasikan dengan warga.

Suharyanto menegaskan, lahan harus disiapkan oleh pemda. Sedangkan rumah warga yang rusak sedang dan ringan, dana stimulant akan diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Untuk jembatan Cidadap yang menghubungkan Desa Cidadap dan Loji, Suharyanto mengatakanakan dibangun jembatan darurat dulu. Setelah lebaran, Kementerian PU akan bangun jembatan permanen.

Berdasarkan data BNPB per 7 Maret 2025, pukul 18.00 WIB, tercatat sebanyak 155 rumah terdampak banjir, sedangkan 1 rumah rusak berat.

Baca Juga: Perwakilan Putri Indonesia Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Sukabumi Lakukan Pendampingan Psikososial

Sedangkan 6 unit rumah mengalami rusak berat, 8 rusak sedang, 9 rusak ringan dan 18 rumah terdampak akibat tanah longsor.

Di samping tempat tinggal, kerusakan juga terjadi pada jembatan dengan rusak berat 3 unit, rusak sedang 3. Pantauan di lapangan juga menyebutkan rumah terancam 26 unit.

Dalam penanganan darurat banjir dan longsor Sukabumi, Kepala BNPB menugaskan pejabat dan personel untuk memberikan pendampingan kepada BPBD setempat.

Berita Terkait

News Update