Dari sepuluh rumah yang terkena dampak, empat rumah yakni milik Ma Ojah, Hj. Titin, Mang Amin, dan Ma Yayat mengalami kerusakan cukup serius akibat luapan air.
Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Sosial kemudian menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji dan selimut bagi warga terdampak.
Bantuan pemerintah tersebut diharapkan dapat meringankan beban warga yang harus menghadapi dampak dari bencana alam tersebut.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi, BNPB Nyatakan Korban Meninggal Dunia Total 10 dan 2 Warga Masih Hilang
Beberkan Solusi Jangka Panjang
Bobby menjelaskan, salah satu penyebab utama banjir di wilayah tersebut adalah kondisi sungai yang semakin dangkal dan menyempit, sehingga air lebih cepat meluap saat hujan deras turun.
"Solusinya, selain memperlebar sungai, kita juga butuh alat penyedot air yang bisa digunakan warga untuk mengantisipasi genangan," jelasnya.
Selain itu, dia juga mengapresiasi kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana, meski tetap menekankan bahwa langkah pencegahanlah yang harus diperkuat.
Salah satunya adalah dengan adanya pengadaan alat penyedot air serta optimalisasi fungsi kolam retensi sebagai pengendali banjir.
Baca Juga: Pengungsi Bencana Kabupaten Sukabumi Bakal Dipusatkan di Kecamatan Bantargadung
"Jika penyedotan dilakukan secara rutin di kolam retensi, misalnya setiap tiga atau empat bulan sekali, maka saat hujan deras turun, debit air bisa terkendali dan banjir dapat dicegah," tambahnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Sukabumi akan berkomitmen untuk mencari solusi jangka panjang dalam menangani persoalan banjir dan longsor di sana.
Upaya pencegahan tersebut termasuk perbaikan infrastruktur, normalisasi sungai, serta peningkatan sistem drainase agar lebih efektif dalam menampung dan mengalirkan air hujan.