POSKOTA.CO.ID – Kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina, Sub Holding, dan kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) periode 2018-2023 atau biasa disebut kasus korupsi oplos Pertamina ternyata menyeret sejumlah nama penting di Indonesia.
Salah satu nama yang kini terseret dalam kasus tersebut adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Belakangan nama Ahok disebut-sebut dalam kasus ini karena dinilai menghilang saat kasusnya diketahui masyarakat.
Dalam wawancara, Ahok pun menyatakan bahwa ia siap jika harus diperiksa oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus korupsi oplos Pertamina.
Ahok, mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), justru menyambut baik kesempatan untuk membantu proses penyelidikan yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Jejak Digital Andre Rosiade Jadi Sorotan, Pernah Minta Ahok Copot Jabatan dari Komut Pertamina
Politikus berusia 58 tahun itu bahkan menyatakan kesiapannya untuk memutar rekaman rapat yang ia simpan agar masyarakat dapat melihat sendiri kondisi internal direksi Pertamina yang dianggapnya bermasalah.
Pernyataan Ahok itu pun berhasil mencuri perhatian publik hingga profiil serta rekam jejaknya banyak dicari orang.
Simak di sini profil dan rekam jejak Ahok di dunia perpolitikan Tanah Air.
Basuki Tjahaja Purnama, atau yang lebih dikenal dengan Ahok, adalah seorang politisi, mantan pejabat pemerintahan, dan tokoh publik yang dikenal karena ketegasan serta transparansinya dalam kepemimpinan.
Ia lahir di Manggar, Belitung Timur, pada 29 Juni 1966, dari keluarga Tionghoa-Indonesia dan menjalani pendidikan di Universitas Trisakti dengan fokus di bidang teknik geologi.
Sebelum terjun ke dunia politik, Ahok lebih dulu berkarier di dunia bisnis dengan mendirikan perusahaan di sektor pertambangan dan kontraktor.
Namun, panggilan untuk membangun daerahnya membawanya masuk ke dunia politik, di mana ia pertama kali menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2005-2006.
Kepemimpinannya yang tegas dan reformis membuat namanya semakin dikenal, meskipun masa jabatannya sebagai bupati berakhir lebih cepat karena ikut serta dalam Pemilu Legislatif 2009, di mana ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar.
Pada 2012, Ahok menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo setelah keduanya memenangkan Pilkada DKI Jakarta.
Duet mereka dikenal karena gebrakan reformasi dalam tata kelola pemerintahan, terutama dalam transparansi anggaran dan pelayanan publik.
Ketika Joko Widodo terpilih sebagai Presiden RI pada 2014, Ahok naik menjadi Gubernur DKI Jakarta dan semakin dikenal sebagai pemimpin yang tidak segan menindak korupsi, menyederhanakan birokrasi, serta mengembangkan infrastruktur kota seperti transportasi publik dan penanggulangan banjir.
Kebijakan-kebijakannya yang berani membuatnya mendapatkan banyak dukungan, tetapi juga menghadapi tantangan besar, terutama terkait perbedaan pandangan politik dan sosial.
Pada 2017, ia gagal memenangkan Pilkada DKI Jakarta untuk periode kedua dan kemudian tersandung kasus hukum terkait dugaan penistaan agama, yang membuatnya harus menjalani hukuman penjara selama hampir dua tahun.
Setelah bebas, Ahok sempat vakum dari dunia politik sebelum kembali ke ranah publik sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) pada 2019.
Dalam posisinya tersebut, ia tetap vokal dalam mengkritisi kebijakan yang dianggapnya tidak efisien, serta menyoroti pentingnya perbaikan tata kelola di tubuh BUMN.
Selama menjabat, ia kerap menyoroti berbagai praktik yang dinilai tidak sehat dalam manajemen Pertamina dan mendorong transparansi serta efisiensi dalam operasional perusahaan.
Baca Juga: Terseret Dugaan Kasus Korupsi Pertamina, Inilah Deretan Harta Kekayan Sani Dinar Saifuddin
Sikapnya yang terus terang dan tanpa kompromi terhadap praktik yang dianggapnya merugikan negara sering kali menuai reaksi beragam, baik dari kalangan pemerintah, legislatif, maupun masyarakat luas.
Meskipun perjalanan politiknya penuh dengan dinamika dan kontroversi, Ahok tetap menjadi salah satu figur yang memiliki pengaruh kuat dalam politik dan tata kelola pemerintahan di Indonesia.