JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Juru Bicara Majelis Ulama Nusantara (MUN), Kiai Alwiyan Qosid Syam’un, mengungkapkan bahwa Munas perdana ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat sinergi antara ulama, umara, dan umat. Menurutnya, kesamaan visi dan misi menjadi faktor utama dalam menjaga keutuhan bangsa.
"Kalau kita semua bersinergi dengan semangat fastabiqul khairat, maka insyaallah bisa terwujud. Tapi kalau fanatisme yang dikedepankan, sinergi tidak akan terjadi," jelas Kiai Alwiyan kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 28 Februari 2025 saat perhelatan Munas pertama MUN.
Kiai Alwiyan menekankan bahwa memperkuat ideologi Pancasila dan pemahaman keagamaan yang moderat adalah kunci dalam menghadapi tantangan zaman. Menurutnya, ketahanan ekonomi dan pangan harus diperkuat agar masyarakat tetap stabil menghadapi dinamika global yang semakin kompleks.
"Ketahanan nasional yang baik akan membuat kita lebih siap menghadapi ancaman dari luar," jelasnya. Lebih lanjut, Kiai Alwiyan menyatakan bahwa MUN bukanlah organisasi tandingan bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dia berpendapat bahwa ulama harus tetap fokus pada kontribusi nyata bagi masyarakat. Sementara terkait perbedaan pendapat adalah hal wajar selama berlandaskan nilai-nilai kebaikan.
"Insyaallah, kalau mereka bekerja dan kami bekerja, tidak ada masalah. Kita mendukung yang baik-baik saja," jelas Kiai Alwiyan.
Kiai Alwiyan juga mengungkapkan bahwa Munas yang mengusung tema "Konsolidasi Ulama Nusantara untuk Kemaslahatan Bangsa dan Negara" ini menjadi wadah komunikasi bagi ulama dari berbagai daerah. Menurutnya, sinergi ini dapat mencegah perpecahan dan mempererat persaudaraan.
Kiai Alwiyan juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara ulama dan pemerintah dalam menciptakan stabilitas nasional. "Munas ini dapat menjadi momentum bagi para ulama untuk semakin aktif dalam menjaga keharmonisan bangsa dan negara," ucapnya.
Kiai Alwiyan menekankan bahwa memperkuat ideologi Pancasila dan pemahaman keagamaan yang moderat adalah kunci dalam menghadapi tantangan zaman. Menurutnya, ketahanan ekonomi dan pangan harus diperkuat agar masyarakat tetap stabil menghadapi dinamika global yang semakin kompleks.
"Ketahanan nasional yang baik akan membuat kita lebih siap. Salah satunya adalah siap dalam menghadapi ancaman dari luar," jelasnya.
Lebih lanjut, Kiai Alwiyan menyatakan bahwa MUN bukanlah organisasi tandingan bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dia berpendapat bahwa ulama harus tetap fokus pada kontribusi nyata bagi masyarakat, sementara perbedaan pendapat adalah hal wajar selama berlandaskan nilai-nilai kebaikan.