POSKOTA.CO.ID - Tengah ramai kasus dugaan korupsi PT Pertamina yang kini masih memicu kemarahan dan kekecewaan publik.
Tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Subholding serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada tahun 2018-2023 dengan modus pengoplosan bensin jenis Pertalite dengan Pertamax.
Kekecewaan yang dirasakan masyarakat terhadap Pertamina membuat akhirnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan milik negara kini terlihat mulai dilakukan.
Salah satunya saat ini masyarakat lebih memilih untuk mengisi bahan bakar kendaraannya dari SPBU milik swasta yakni Shell.
Hal ini dibuktikan dalam unggahan akun TikTok @yosuasep yang mengunggah video memperlihatkan Shell dipenuhi oleh kendaraan mengantre mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Tak hanya itu, beredar sejumlah video di media sosial yang juga memperlihatkan antrean panjang di SPBU Shell.
Kejadian itu dinilai sangat berbanding terbalik dalam kondisi Shell dari sebelum kasus korupsi Pertamina kini mencuat.
Biasanya, SPBU dengan logo berwarna kuning itu sebelumnya tidak pernah terlihat mengantre mengular seperti saat ini.
Baca Juga: Liga Korupsi Indonesia Ditonton Rakyat, Peringkat Bank Century Disalip Kasus Pertamina dan PT Timah
Dari keterangan video tersebut menyinggung seolah masyarakat tidak banyak berbicara dan langsung memilih bertindak.
"POV: Warga konoha tidak bercerita, tiba-tiba pindah ke kerang," tulis narasi video tersebut yang dikutip Poskota pada Kamis, 27 Februari 2025.
Unggahan itu pun sontak mendapatkan berbagai reaksi dari netizen yang menilai fenomena saat ini sebagai bukti ketidakpercayaan masyarakat menurun terhadap Pertamina.
"Bukti masyarakat udah mulai gak percaya pertamina,"' tulis akun @ka***.
Baca Juga: Dirut Pertamina Diduga Oplos Pertamax dalam Korupsi Minyak, Warganet: Rakyat Ditipu Tiap Hari
"Perbanyak lah shell di indonesia, kalau bisa sampai kepelosok negeri. Biar kami yang di pedesaan bisa menjangkau nya," komentar akun @ra***.
"Mau mencintai produk negri ehh malah ditipu sama oknum," sahut akun @na***.
Diketahui, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan diduga terlibat dalam pengadaan produk kilang yang membuat negara rugi hingga triliunan rupiah.
Ia diduga membeli BBM RON 90 dengan harga RON 92, kemudian mencampurkannya agar tetap seusai dengan spesifikasi RON 92.