Truk Pacman hanya menjadi satu bagian dari strategi besar pengelolaan sampah Kota Bandung. Pemerintah terus mengembangkan teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF), magotisasi, dan pengolahan thermal untuk meminimalkan sampah ke TPA.
Erwin mengatakan, penanganan sampah Bandung Utama berfokus pada tiga fase yakni pengendalian, pemulihan, dan penanganan.
Kebijakan ini menjadi semakin penting mengingat TPA Sari Mukti akan ditutup pada Maret 2025. Ditambah lagi, masih terjadi penumpukan 19 rit sampah atau sekitar 43 ton per hari yang belum teratasi.
Dari total timbunan sampah harian, sekitar 430 ton masih belum tertangani. Untuk mengatasi hal ini, Pemkot Bandung menargetkan pemusnahan 430 ton sampah per hari dalam tiga bulan ke depan.
Meski ada layanan Truk Pacman, Erwin juga mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan sampah mandiri.
"Saya mengimbau warga Bandung untuk memilah sampah dari rumah, menggunakan komposter, bank sampah, serta program biodiesel yang sudah tersedia. Mari kita wujudkan Bandung yang lebih bersih dan sehat untuk kita semua," ajaknya.
Erwin mengatakan, saat tahapan pengendalian sampah selesai dan beralih ke tahap pemulihan dan normalisasi, intensitas kerja Truk Pacman akan dikurangi secara bertahap.