POSKOTA.CO.ID – Bitcoin mengalami penurunan tajam hingga di bawah $90.000, angka terendah dalam tiga bulan terakhir.
Penurunan ini dipicu oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global dan insiden peretasan bursa kripto Bybit.
Kejadian ini memperburuk sentimen pasar, menyebabkan aksi jual besar-besaran di sektor cryptocurrency.
Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini 26 Februari 2025: Pasar Kripto Ambruk, BTC Terjun ke Level USD 88 Ribu
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu memicu investor untuk menghindari aset berisiko, termasuk Bitcoin dan kripto lainnya. Data menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen yang melemah dan ancaman tarif perdagangan berkontribusi terhadap ketidakpastian ini.
"Konsumen dan investor sebagian khawatir tentang tarif impor dari Kanada dan Meksiko, yang ternyata akan dimulai pada bulan Maret setelah penundaan selama sebulan. Tarif resiprokal, yang mencerminkan tarif atas barang-barang Amerika yang dikenakan oleh negara-negara lain, juga diperkirakan akan dimulai pada awal April," tulis Travis Hoium dalam situs The Motley Fool, 25 Februari 2025.
Salah satu bursa kripto terbesar, Bybit, baru saja mengalami serangan peretasan yang signifikan. Insiden ini mengguncang kepercayaan investor dan menambah tekanan jual pada Bitcoin serta aset kripto lainnya.
Bank Sentral AS (Federal Reserve) memberikan peringatan serius terkait kondisi pasar, yang semakin menambah kekhawatiran investor. Analis memperingatkan bahwa Bitcoin masih berisiko turun lebih jauh, bahkan berpotensi menyentuh kisaran $80.000 dalam waktu dekat.
Penurunan Bitcoin ini tidak hanya berdampak pada aset itu sendiri, tetapi juga menyeret mata uang kripto lainnya ke zona merah. Ethereum dan Dogecoin, misalnya, mengalami koreksi yang cukup tajam dalam 24 jam terakhir.
Banyak investor yang sebelumnya optimis kini mulai mempertimbangkan kembali strategi mereka.
Ada yang memilih untuk menjual asetnya guna menghindari kerugian lebih lanjut, sementara sebagian lainnya melihat ini sebagai peluang untuk membeli di harga yang lebih rendah.
"Saya rasa, masa depan mata uang kripto lebih dipertanyakan daripada yang dipikirkan oleh banyak investor dan mengambil risiko adalah langkah yang tepat untuk saat ini. Jika konsumen tidak percaya diri dalam perekonomian, kecil kemungkinan mereka akan cukup percaya diri untuk membeli mata uang kripto," lanjut Travis.
Baca Juga: Bitcoin Anjlok! Ternyata Inilah Penyebabnya, Simak Selengkapnya
Meskipun situasi saat ini tampak suram, beberapa analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin.
Menurut mereka, jika kondisi pasar membaik dan sentimen investor kembali positif, Bitcoin masih berpeluang untuk mencapai level tertinggi baru dalam beberapa bulan ke depan.
Faktor-faktor seperti kebijakan moneter, regulasi kripto, serta perkembangan adopsi aset digital oleh perusahaan besar akan memainkan peran penting dalam pemulihan harga Bitcoin.