POSKOTA.CO.ID – Nikita Mirzani tengah menjadi sorotan setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan dan pengancaman terhadap pengusaha skincare, Reza Gladys.
Penetapan tersangka dilakukan pada 20 Februari 2025, setelah Reza melaporkan Nikita Mirzani dan asistennya, Mail Syahputra ke Polda Metro Jaya pada 3 Desember 2024.
Kendati demikian, Nikita Mirzani atau akrab disapa Nyai itu memilih santai setelah ditetapkan sebagai tersangka, bahkan ia siap jika harus ditahan atas kasus tersebut.
Bahkan, Nikita juga masih aktif bekerja dan bermain media sosial. Terbaru, wanita kelahiran 1986 itu menyebut pihak Reza Gladys saat ini sedang pusing memikirkan bukti pengadilan.
Baca Juga: Kode Redeem FF 23 Februari 2025 Terbaru, Klaim 1000 Diamonds dan Weapon Eksklusif Free Fire
Pasalnya, Reza Gladys harus membuktikan titik di mana ada pengancaman atau pemerasan yang menyeretnya.
“Kok bisa ada pemerasan, dia yang harus membuktikan. Pengancaman, nanti bakal ditanyain. Sebelah mana dia diancam, semua harus dibuktikan,” ucap Nikita dikutip dari siaran langsung TikTok pada Sabtu (22/02/2025).
“Karena pasal yang diterapkan untuk Mail dan gue ngga main-main guys. Itu pasal ngga main-main,” sambungnya.
Nikita Mirzani menjelaskan bahwa bukti yang diserahkan Reza saat penetapan tersangkanya dengan bukti yang disodorkan dalam pengadilan harus berbeda.
Baca Juga: Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana untuk UMKM sebagai Dokumen Pendukung KUR BRI 2025
“Nah gue yakin mereka sekarang puyeng (pusing) karena mereka harus mengkomplitkan bukti-bukti ini, bukti di kepolisian dan bukti di persidangan itu beda lo. Mungkin kalau di kepolisian sodorkan bukti gini gini gini, kalo di pengadilan ngga bisa,” tandasnya.
Nikita Mirzani Bantah Tuduhan Pemerasan
Nikita Mirzani melalui kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid menjelaskan bahwa kliennya dihubungi oleh pelapor Reza Gladys lewat asistennya, Mail Syahputra.
Dalam percakapan itu, Nikita Mirzani diminta untuk memberikan ulasan positif terkait produk skincare milik Reza Gladys.
“Di sini ada orang yang tidak kenal dengan Nikita tiba-tiba minta tolong supaya bisa berkomunikasi. Nikita awalnya tidak mau dan diserahkan kepada Ismail (asistennya),” ucap Fahmi Bachmid.
Dalam proses negosiasi, mulanya harga yang ditawarkan mencapai Rp5 miliar, namun diturunkan menjadi Rp4 miliar. Pihak Nikita menilai kesepakatan ini merupakan bentuk endorsement, bukan pemerasan.
“Artinya di dalam persoalan ini tidak ada yang memaksa, tidak ada yang mengancam, tidak ada yang memeras,” tegasnya.