Harga Bitcoin Hari Ini 23 Februari 2025: BTC Naik Tipis, Analis JPMorgan Ungkap Alasan Pasar Kripto Terus di Zona Merah

Minggu 23 Feb 2025, 10:21 WIB
Ilustrasi harga Bitcoin hari ini Minggu, 23 Februari 2025. (Sumber: Pixabay/Vjkombajn)

Ilustrasi harga Bitcoin hari ini Minggu, 23 Februari 2025. (Sumber: Pixabay/Vjkombajn)

Analis JPMorgan, Nikolaos Panigirtzoglou menyebutkan penurunan harga yang signifikan ini karena minat institusional terhadap industri kripto, khususnya melalui kontra berjangka Bitcoin dan Ethereum.

“Investor institusional telah menjadi pendorong utama reli harga Bitcoin tahun lalu dan mereka berpengaruh dalam kenaikan harga di atas USD 100.000,” ucap analis Nikolaos, dikutip dari Tradingview.

Setelah gagal menembus harga USD 100.000, terjadi perlambatan investasi institusional. Dalam catatannya, penurunan  pasar berjangka Bitcoin dan Ethereum terjadi di Chicago Mercantile Exchange (CME).

Baca Juga: Umumkan akan Borong Bitcoin, MicroStrategy Siapkan Dana Rp32 Triliun

Terjadinya perlambatan investasi ini, disoroti adanya tren backwardation yang berkembang di mana harga spot melebihi harga berjangka.

Namun biasanya, pasar yang sehat melihat kontrak berjangka dihargai lebih tinggi daripada harga spot, karena ekspektasi pertumbuhan aset di masa depan.

Tetapi saat ini menjadi terbalik dan menunjukkan bahwa pelaku institusional ragu-ragu, dan kemungkinannya karena kurangnya peningkatan harga secara langsung.

“Ini perkembangan negatif dan indikasinya kelemahan permintaan. Penurunan permintaan sistematis dan berbasis momentum juga mempengaruhi pasar futures Bitcoin dan Ethereum,” kata analis JPMorgan itu.

Baca Juga: Tak Hanya Bitcoin, 4 Proyek Mata Uang Kripto Ini Dinilai Menjanjikan pada Februari 2025

Dugaan Manipulasi Pasar

Di luar perubahan sentimen dari investor institusional, kecurigaan lain karena pasar terus terpuruk adalah adanya manipulasi.

CEO Jan3, Samson Mow menyuarakan rasa khawatirnya saat mata uang kripto Bitcoin tak mampu menyentuh harga USD 100.000.

Menurutnya, investor besar (whale) menjual bahkan ketika investor ritel tengah melakukan dollar-cost averaging (DCA). Dugaan manipulasi ini bukan hal baru, sebab sejarah dari cryptocurrency diwarnai dengan dugaan manipulasi oleh para whale.

Berita Terkait
News Update