Harga Bitcoin Hari Ini 22 Februari 2025: BTC Balik ke Zona Merah, Potensi Adopsi Aset oleh Perusahaan Lebih Cepat

Sabtu 22 Feb 2025, 10:10 WIB
Ilustrasi harga Bitcoin hari ini Sabtu, 22 Februari 2025. (Sumber: Pixabay/EivindPedersen)

Ilustrasi harga Bitcoin hari ini Sabtu, 22 Februari 2025. (Sumber: Pixabay/EivindPedersen)

POSKOTA.CO.ID - Mata uang kripto Bitcoin (BTC) kembali ke zona merah pada Sabtu, 22 Februari 2025.

Harga Bitcoin hari ini berada di level USD 96,226 atau setara dengan Rp1.56 miliar dengan asumsi kurs Rp16.310 per dolar.

Jaringan blockchain BTC di pasar kripto tercatat turun sebesar 2.19 persen dalam 24 jam terakhir dan turun 1.66 persen dalam sepekan.

Baca Juga: Google Rencanakan Integrasi Bitcoin dalam Ekosistemnya, Adopsi Mainstream Makin Meluas

Mata Uang Kripto Lain Ikut Turun Harga

Cryptocurrency utama lainnya seperti Ethereum (ETH) dan Binance Coin (BNB) ikut masuk ke zona merah.

Dari data CoinMarketCap, ETH mengalami penurunan sebesar 2.36 persen dalam 24 jam dan harganya kini berada di level USD 2.679 atau sekira Rp43 juta-an per koin.

Sementara BNB turun dalam 24 jam terakhir sebanya 0.31 persen dan berada di level USD 649 atau setara dengan Rp10,5 juta per koin.

Selanjutnya blockchain milik Ripple Labs, XRP turun sebanyak 3.28 persen dalam 24 jam dan berada di harga Rp40 ribu per koin.

Baca Juga: Umumkan akan Borong Bitcoin, MicroStrategy Siapkan Dana Rp32 Triliun

Sedangkan Solana (SOL) turun sebanyak 1.55 persen dalam 24 jam dan harga per koinnya berada di level Rp2,7 juta-an.

Koin lain seperti Dogecoin (DOGE) atau Cardano (ADA) turut serta terjun ke zona merah. DOGE turun 4.44 persen dalam 24 jam. Sementara ADA turun 3.81 persen.

Harga DOGE saat ini berada di level Rp3,9 ribu per koin dan ADA berada di level Rp12 ribu-an per koinnya.

Meski kembali menghadapi tekanan pasar, di sisi lain stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) tetap stabil di angka USD 1,00 atau setara dengan Rp16.300.

Baca Juga: Tak Hanya Bitcoin, 4 Proyek Mata Uang Kripto Ini Dinilai Menjanjikan pada Februari 2025

Total kapitalisasi pasar kripto hari ini tercatat,turun 1,94% dalam 24 jam terakhir.

Bitcoin Jadi Aset Perusahaan

Pengusaha dan Eks Kandidat Presiden AS, Vivek Ramaswamy memprediksi jika Bitcoin akan menjadi aset perusahaan.

Prediksi Vivek itu disampaikan dalam cuitannya di platform X pada 19 Februari 2025.

“Kini setelah era uang mudah berakhir, perusahaan dan institusi lain (bahkan aktor negara) harus memikirkan kembali tingkat hambatan dalam investasi modal internal. Bitcoin kemungkinan akan menjadi perbendaharaan perusahaan yang lebih umum di lingkungan tersebut. Tren yang menarik untuk disimak,” kata Vivek dalam cuitannya.

Sementara itu CEO Strive Asset Management, Matt Cole menyebutkan bahwa perusahaannya merupakan satu di antara investor yang mendukung untuk mengevaluasi kepemilikan Bitcoin dalam perusahaan.

Baca Juga: Emas vs Bitcoin: Mana yang Lebih Baik sebagai Penyimpan Nilai Aset di Tahun 2025?

“Strive termasuk di antara kurang dari 1 persen investor yang mendukung proposal Microsoft mengevaluasi kepemiliki Bitcoin dalam keuangannya. Tahun ini, kami berencana memanfaatkan keahlian kamu untuk membantu setidaknya satu perusahaan mengadopsi standar Bitcoin melalui keterlibatan perusahaan,” cuit Matt dalam akun X-nya pada 19 Februari 2025.

Matt juga memaparkan bahwa di tahun 2022, perusahannya meluncurkan ETF pertama dengan dukungan pemegang saham, namun hal itu hanya bertahan dua tahun dan melemah.

Tetapi saat ini, tren mulai berubah dan perubahan besar dapat terjadi. “Sekarang kami mengharapkan hal yang sama dengan adopsi Bitcoin oleh perusahaan, para penggerak awal menempatkan diri pada posisi terbaik dalam jangka panjang,” ucapnya.

Baca Juga: Caviar Luncurkan iPhone 16 dan iPhone Pro Max Edisi Bitcoin dengan Lapisan Emas 24 Karat

Tren Investasi Bitcoin oleh Perusahaan Meningkat

Investasi Bitcoin terus meningkat baik oleh pemerintah atau perusahaan. Hingga akhir 2024, sebanyak 12 negara bagian AS telah mengalokasikan total USD 330 juta ke saham Strategy (sebelumnya MicroStrategy) melalui dana pensiun dan perbendaharaan.

Negara bagian AS dengan investasi terbesar terhadap Bitcoin meliputi California, Florida, Wisconsin, dan North Carolina.

Sedangkan di sektor swasta, berbagai perusahaan mulai dari industri manufaktur, pertambangan, layanan kesehatan, pendidikan, hingga teknologi perlahan mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari cadangan aset mereka.

Baca Juga: Harga Mata Uang Kripto Solana Diprediksi akan Menjadi Rp8 Jutaan di Akhir Tahun 2025, Ini Alasannya

Perusahaan yang didirikan Michael Saylor yaitu Strategy tetap menjadi perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, dengan total 478.740 BTC atau senilai sekira USD 46 miliar.

Dalam laporan terbaru, Strategy melaporkan imbal hasil Bitcoin sebesar 48 persen untuk kuartal keempat 2024 dan 74,3 persen sepanjang tahun.

Hal ini semakin memperkuat keyakinan bahwa Bitcoin akan menjadi aset dominan di masa depan.

DISCLAIMER: Artikel ini hanya berupa informasi umum dan bukan ajakan atau saran untuk berinvestasi pada mata uang kripto Bitcoin atau pun sejenisnya.

Berita Terkait
News Update