Mengenai hal tersebut, Madathupalayam Madhankumar, MD, seorang ahli bedah gastroenterologi di iCliniq mengungkapkan pendapatnya.
"Ukuran makanan penting. Makanan yang lebih besar umumnya lebih menantang bagi sistem pencernaan untuk diproses, terutama dalam posisi berbaring," katanya, melansir Verywell Health.
Baca Juga: Inilah 6 Cara Mencerahkan Kulit secara Alami, Nomor Terakhir Tidur yang Cukup, Yuk Biasakan!
Makan Sebelum Tidur Timbulkan Risiko Kesehatan
Jesse Houghton, MD, dokter bersertifikat dalam bidang penyakit dalam dan gastroenterologi serta Direktur Medis Senior Gastroenterologi di Southern Ohio Medical Center, ikut memberikan pendapat.
“Tidur setelah makan camilan bukanlah masalah besar, tetapi tertidur setelah makan besar dapat menyebabkan berbagai gejala, terutama bagi orang-orang dengan kondisi seperti hernia hiatus, obesitas, dan sleep apnea,” terangnya.
Berikut ini adalah beberapa masalah yang mungkin akan dihadapi jika ANda memutuskan untuk sering-sering tidur setelah makan:
Gangguan Pencernaan dan Refluks Asam
Posisi berbaring memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan, yang menyebabkan gangguan pencernaan atau refluks asam.
Madhankumar juga mengatakan hal ini akan terasa seperti perasaan tidak nyaman atau sensasi terbakar di tenggorokan.
Gangguan Tidur
Saat mengalami refluks asam, kualitas tidur Anda juga dapat terpengaruh. Makan makanan berat sebelum tidur juga dapat membuat metabolisme tubuh bekerja keras
“Ini mungkin meningkatkan suhu tubuh Anda lebih tinggi dari suhu optimal untuk tidur,” kata Jade Wu, PhD, spesialis kedokteran tidur perilaku bersertifikat dan Mattress Firm Sleep Advisor.
Penambahan Berat Badan
Seiring waktu, efek mengonsumsi kalori berlebih sebelum metabolisme Anda seharusnya melambat di malam hari dapat menyebabkan penambahan berat badan.