Adapun kunjungan ke Bali, menurut Syahril, bukan untuk rekreasi, melainkan untuk mengunjungi Desa Penglipuran, yang dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
“Di sana, siswa melakukan observasi lagi. Harapannya, mereka bisa menerapkan nilai-nilai kebersihan dan kerapihan di lingkungan sekolah,” jelasnya.
Syahril juga menegaskan bahwa pembiayaan kegiatan ini menggunakan sistem subsidi silang, di mana orang tua murid yang memiliki rezeki lebih membantu siswa dari keluarga kurang mampu.
“Kami sangat menyayangkan pemberitaan yang seolah-olah menyebut kunjungan ke Bali sebagai ajang healing atau liburan. Itu tidak benar,” pungkas Syahril.