Profil Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP yang Ditahan KPK

Kamis 20 Feb 2025, 19:03 WIB
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. (Sumber: YouTube/KPK RI)

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. (Sumber: YouTube/KPK RI)

POSKOTA.CO.ID - Profil singkat Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI yang resmi ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis, 20 Februari 2024.

Langkah ini diambil setelah KPK menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI yang melibatkan Harun Masiku serta dugaan perintangan penyidikan.

Penetapan status tersangka terhadap Hasto tertuang dalam surat perintah penyidikan (sprindik) yang diterbitkan dengan Nomor Sprin.Dik/153/DIK.00/01/12/2024 pada 23 Desember 2024.

Dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi KPK RI, Hasto Kristiyanto tampak mengenakan rompi tahanan berwarna oranye dengan kedua tangan diborgol.

Ia sempat dimasukkan ke dalam ruang konferensi pers sebelum akhirnya digiring keluar oleh petugas KPK di Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan.

Saat keluar dari ruangan, Hasto terlihat tetap tenang. Ia bahkan melambaikan tangan serta memberikan senyum kepada para awak media. Ia berjalan menuju kendaraan yang akan membawanya ke rumah tahanan KPK.

Baca Juga: BREAKING: Hasto Kristiyanto Ditahan KPK

Berdasarkan keterangan resmi KPK, penahanan terhadap Hasto akan berlangsung selama 20 hari pertama, terhitung sejak 20 Februari 2025. Masa penahanan ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan penyidikan.

Profil Hasto Kristiyanto

Hasto Kristiyanto bukanlah sosok baru di dunia politik Indonesia. Ia telah meniti karier sejak lama dan memiliki peran strategis dalam berbagai kebijakan serta pergerakan partai.

Lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966, ia tumbuh dalam lingkungan yang sangat menghargai nilai-nilai budaya Jawa.

Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang gemar membaca dan memiliki ketertarikan pada kisah-kisah pewayangan, terutama epos Mahabharata yang mengajarkan nilai perjuangan dan keadilan.

Sejak muda, Hasto telah menunjukkan ketertarikan pada politik dan organisasi. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Yogyakarta, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1985.

Selama masa kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa hingga akhirnya dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.

Pendidikan formalnya tidak berhenti di situ. Ia melanjutkan studi pascasarjana di STIE Prasetya Mulya Business School pada periode 1997-2000, sebelum akhirnya meraih gelar doktor di bidang Ilmu Pertahanan dari Universitas Pertahanan, Bogor, pada 2022.

Disertasinya yang berjudul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara” menjadi salah satu kontribusi akademiknya terhadap kajian geopolitik Indonesia.

Baca Juga: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Resmi Ditahan KPK, Pakai Rompi Oranye

Perjalanan Karier di Dunia Politik

Usai menamatkan pendidikan di UGM pada 1991, Hasto memulai karier di PT Rekayasa Industri, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang rekayasa dan konstruksi.

Selama lebih dari satu dekade, ia terlibat dalam berbagai proyek strategis nasional, termasuk pengembangan pabrik ammonia, industri kelapa sawit, serta studi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kariernya di perusahaan ini berakhir pada 2002 dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Divisi Agroindustri.

Namun, panggilan politik tampaknya lebih kuat dalam hidupnya. Karier politik Hasto dimulai dari posisi yang cukup rendah, yakni sebagai “tukang ketik” dalam rapat-rapat partai. Namun, dedikasi dan kecerdasannya membuatnya terus naik ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada Pemilu 2004, ia berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI mewakili Jawa Timur dan ditempatkan di Komisi VI yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, dan koperasi.

Selama menjadi anggota dewan, Hasto berperan aktif dalam pembentukan berbagai kebijakan penting, termasuk Undang-Undang Penanaman Modal tahun 2007 dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik tahun 2008.

Ia juga dikenal sebagai salah satu pengusul hak angket terhadap berbagai isu nasional, seperti penolakan impor beras dan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Perannya dalam partai semakin menonjol setelah ia dipercaya menjadi Wakil Sekjen PDIP. Kemudian, pada 2014, ia diangkat sebagai Sekjen PDIP menggantikan Tjahjo Kumolo yang saat itu ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri. Kepemimpinannya dikukuhkan dalam Kongres IV PDIP pada 2015.

Berkat keberhasilannya membawa PDIP memenangkan Pemilu 2019 serta mendominasi Pilkada di berbagai daerah, ia kembali dipercaya menjabat sebagai Sekjen PDIP untuk periode 2019-2024, menjadikannya satu-satunya Sekjen PDIP yang memegang jabatan tersebut selama dua periode berturut-turut.

Penahanan Hasto Kristiyanto tentu memberikan dampak besar terhadap internal PDIP, terutama mengingat posisinya sebagai salah satu tokoh kunci dalam strategi politik partai.

Namun, hingga saat ini, pihak partai belum memberikan tanggapan resmi terkait langkah yang akan diambil untuk menyikapi situasi ini.

Di sisi lain, kasus ini juga kembali menyoroti skandal Harun Masiku yang hingga kini masih menjadi buronan KPK.

Berita Terkait

BREAKING: Hasto Kristiyanto Ditahan KPK

Kamis 20 Feb 2025, 18:29 WIB
undefined

News Update