POSKOTA.CO.ID - Pasar mata uang kripto mulai menuju ke zona hijau pada Kamis, 20 Februari 2025.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin hari ini menunjukan peningkatan sebanyak 2.18 persen dalam 24 jam terakhir dan berada di level USD 97.167 atau setara dengan Rp1,58 miliar dengan asumsi kurs Rp16.330 per dolar.
Sementara untuk proyek blockchain lainnya yang masuk dalam koin 10 teratas, selaras dengan Bitcoin (BTC) menuju zona hijau.
Baca Juga: Umumkan akan Borong Bitcoin, MicroStrategy Siapkan Dana Rp32 Triliun
Performa Mata Uang Kripto Teratas
Bitcoin menjadi yang pertama meningkat, disusul oleh Ethereum (ETH) yang naik 2.36 persen selama 24 jam terakhir dan berada di level USD 2,737 atau setara dengan Rp44,7 juta.
Lalu, XRP yang naik sebanyak 7.87 persen dalam 24 jam terakhir dan harganya hari ini Rp44,4 ribu per koin.
Binance Coin (BNB) naik 0.21 persen 24 jam terakhir, dan harga saat ini Rp10,6 juta. Solana (SOL) naik 4.14 persen dalam 24 jam dan harga saat ini Rp2,8 juta.
Kemudian Dogecoin meningkat 2.38 persen dalam 24 jam dan harga saat ini Rp4 ribuan. Sementara, Cardano (ADA) naik 5,46 persen dan harga hari ini Rp114 ribu-an.
Baca Juga: Tak Hanya Bitcoin, 4 Proyek Mata Uang Kripto Ini Dinilai Menjanjikan pada Februari 2025
Untuk stablecoin seperti Tether (USDT) dan USDC masih tetap stabil meski USDT mengalami kenaikan 0.04 persen. Harga dari USDT dan USDC berada di level USD 1 atau setara dengan Rp16 ribuan.
Kapitalisasi pasar secara keseluruhan hari ini naik 2,38 persen dan berada di level USD 3,2 triliun.
The Fed dan Sentimen Global
Meskipun pasar kripto menunjukkan penguatan, investor tetap waspada terhadap tekanan dari kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed).
Dalam dua minggu terakhir, Bitcoin bergerak dalam kisaran USD 94.000 hingga USD 100.000 tanpa mampu keluar dari zona tersebut.
Baca Juga: Emas vs Bitcoin: Mana yang Lebih Baik sebagai Penyimpan Nilai Aset di Tahun 2025?
Menurut data SoSoValue, arus keluar dari ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat mencapai USD 585,65 juta (Rp 9,5 triliun) dalam periode 10-14 Februari 2025.
Tekanan ini juga diperparah oleh komentar dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mengindikasikan bahwa suku bunga mungkin tetap tinggi lebih lama untuk mengendalikan inflasi.
Inflasi tahunan AS naik menjadi 3 persen pada Januari 2025, sementara inflasi inti mencapai 3,3 persen, lebih tinggi dari perkiraan.
Hal ini membuat kapitalisasi pasar kripto sempat turun 5 persen, dan harga Bitcoin sempat anjlok ke bawah USD 95.000 (Rp 1,54 miliar).
Baca Juga: Cadangan Bitcoin Langka dan Harga Pasar Anjlok: Apakah Ini Ancaman Krisis Pasokan?
Selain kebijakan The Fed, sentimen negatif juga datang dari kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang memperketat tarif terhadap Kanada dan Meksiko.
Faktor ini semakin membebani aset berisiko, termasuk Bitcoin dan altcoin lainnya.
Menurut Panji Yudha, Financial Expert dari Ajaib, Fear and Greed Index Bitcoin merosot ke zona Fear, mencerminkan ketidakpastian tinggi di pasar.
Dengan situasi ini, investor disarankan untuk tetap memperhatikan volatilitas pasar, kebijakan ekonomi global, serta strategi diversifikasi portofolio agar dapat mengelola risiko secara optimal di tengah ketidakpastian pasar kripto.
Disclaimer: Artikel ini hanya informasi umum dan bukan saran atau ajakan untuk berinvestasi mata uang kripto atau sejenisnya.