POSKOTA.CO.ID - Belakangan ini, media sosial Indonesia dihebohkan dengan kemunculan tren dari tagar Kabur Aja Dulu.
Tagar ini mencerminkan keresahan banyak orang terhadap kondisi sosial dan ekonomi di Indonesia.
Asal Mula Tren Kabur Aja Dulu
Tagar Kabur Aja Dulu pertama kali muncul di Twitter kemudian di TikTok dan media sosial lainnya sebagai ungkapan keputusasaan anak muda Indonesia yang merasa bahwa mencari pekerjaan di dalam negeri semakin sulit.
Banyak orang yang merasa bahwa syarat masuk kerja yang diminta oleh perusahaan sangat tinggi dan sering kali tidak masuk akal.
Baca Juga: Viral Tagar Kabur Aja Dulu, Ini 5 Pekerjaan yang Buka Peluang Besar di Luar Negeri
Bunda Corla Tanggapi Tagar Kabur Aja Dulu
Salah satu tokoh yang ikut merespon tren ini adalah Bunda Corla, seorang wanita Indonesia yang kini menetap dan bekerja di luar negeri.
Bunda Corla menjadi viral di TikTok karena gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan penuh semangat dalam berbagi pengalaman hidup di luar negeri.
Dalam salah satu wawancara, Bunda Corla menyampaikan dengan menahan emosi mengenai kesulitan yang dirasakannya saat mencari pekerjaan di Indonesia.
Bunda Corla mengungkapkan bahwa di Indonesia, syarat-syarat pekerjaan sering kali tidak masuk akal.
Menurutnya, banyak perusahaan yang menuntut pelamar untuk memiliki pengalaman kerja yang sangat panjang, padahal mereka baru saja lulus kuliah dan ingin memulai karier.
"Di Indo syaratnya gak masuk akal... Kerjaannya mau jadi kasir tapi syaratnya kaya mau jadi model. Kalo disini gada batasan fisik, usia, dan kalo gak punya pengalaman nanti di ajarkan," ujar Bunda Corla.
Bunda Corla juga menambahkan bahwa proses perekrutan di Indonesia cenderung tidak adil, karena sering kali melibatkan nepotisme.
Di mana seseorang harus memiliki kenalan dalam perusahaan atau bahkan memberikan "nyogok" agar diterima kerja.
Kritik yang disampaikan ini mengundang perhatian banyak orang dan semakin mempertegas kenyataan pahit tentang kondisi lapangan kerja di Indonesia.
Dengan munculnya tren Kabur Aja Dulu, semakin banyak orang yang menyuarakan keresahan mereka tentang kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.
Harapannya, tagar ini bisa menjadi titik tolak untuk perubahan yang lebih baik, di mana lapangan pekerjaan terbuka bagi siapa saja, tanpa diskriminasi atau syarat yang tak masuk akal.