POSKOTA.CO.ID - Duel klasik antara Persija Jakarta dan Persib Bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Minggu, 16 Februari 2025 sore, kembali menjadi pusat perhatian.
Selain ketegangan di lapangan, laga ini juga menyisakan sejumlah insiden yang melibatkan suporter kedua tim. Pertandingan yang seharusnya menjadi ajang kompetisi olahraga justru ternodai oleh berbagai aksi yang tidak terpuji.
Atmosfer Panas di Dalam dan Luar Stadion
Seperti yang telah terjadi dalam beberapa laga sebelumnya, pertandingan antara Macan Kemayoran dan Maung Bandung selalu menghadirkan atmosfer yang panas.
Baca Juga: BEM SI Demo Indonesia Gelap di Patung Kuda, dari Efisiensi Anggaran Sampai Adili Jokowi
Ribuan suporter datang dari berbagai daerah untuk memberikan dukungan penuh kepada tim kebanggaan mereka. Sayangnya, euforia ini di beberapa titik berubah menjadi aksi yang kurang sportif.
Beberapa laporan menyebutkan adanya serangan fisik dan intimidasi yang terjadi baik di dalam maupun di luar stadion. Seorang pria yang mengenakan jersey Persib dikeroyok oleh sekelompok suporter di Stasiun Jatinegara, peristiwa yang terekam kamera dan viral di media sosial. Dalam video yang beredar, tampak pria tersebut dikejar hingga lintas peron sebelum akhirnya mendapat perlindungan dari petugas keamanan.
Selain di Stasiun Jatinegara, insiden kekerasan juga terjadi di sekitar Stadion Patriot Candrabhaga. Beberapa orang yang diduga suporter Persib menjadi korban pengeroyokan oleh massa yang membabi buta.
Akibatnya, sejumlah korban harus mendapatkan perawatan medis, bahkan ada yang sempat masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebelum akhirnya diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik.
Ketegangan di Dalam Stadion: Pemerasan dan Intimidasi
Tidak hanya insiden kekerasan, dalam laga ini juga muncul laporan mengenai aksi pemerasan dan intimidasi terhadap penonton umum.
Dalam video yang beredar, terlihat seorang pria mengalami aksi intimidasi hingga teman perempuannya dipaksa melakukan transfer uang ke rekening pelaku agar mereka bisa keluar dengan selamat.
Pegiat media sosial Jhon Sitorus turut menyoroti kejadian ini. Melalui akun X miliknya, ia menyebut bahwa sepak bola Indonesia kini semakin mengerikan karena ancaman terhadap nyawa bisa terjadi hanya karena ingin menonton pertandingan.
"Hanya untuk menonton sepak bola saja, ancamannya nyawa,” tulisnya dalam unggahan tersebut.
Baca Juga: Kabar Baik! Saldo KPM Rp600 Ribu hingga Rp1,1 Juta Cair, Cek Rekening KKS BNI Sekarang
Evaluasi dan Harapan untuk Suporter Sepak Bola Indonesia
Insiden ini tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam tentang kondisi keamanan dalam dunia sepak bola Indonesia.
Rivalitas dalam olahraga adalah hal yang lumrah, tetapi ketika sudah berujung pada kekerasan dan tindakan kriminal, maka perlu ada evaluasi serius dari berbagai pihak, termasuk klub, federasi, dan pihak keamanan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang antara lain:
- Peningkatan keamanan di area stadion dan titik transportasi publik agar tidak ada lagi korban kekerasan akibat rivalitas suporter.
- Edukasi dan pembinaan kepada kelompok suporter agar lebih mengedepankan sportivitas dan persaudaraan.
- Penerapan sanksi tegas bagi oknum suporter yang melakukan aksi anarkis, sehingga bisa memberikan efek jera.
Sepak bola seharusnya menjadi hiburan yang menyatukan berbagai kalangan, bukan malah menjadi ajang untuk menunjukkan kebencian.
Diharapkan ke depannya, duel klasik antara Persija dan Persib dapat berlangsung dengan lebih damai dan penuh sportivitas, sehingga dapat menjadi contoh bagi pertandingan lain di Indonesia.