POSKOTA.CO.ID - Banyak sekali berita yang berkaitan dengan anak-anak atau anak di bawah umur menjadi korban pelecehan, pembullyan bahkan penyiksaan, dari semua kasus tersebut membuktikan bahwa dunai anak sedang tidak baik-baik saja.
Bukan hanya menjadi korban saja, namun mereka yang diharapkan menjadi para penerus bangsa ini dapat melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya.
Ini adalah salah satu contoh perilaku anak yang menyimpang yang disebabkan kurangnya pengawasan oran tua. Apalagi di zaman era teknologi yang semakin canggih ini, banyak sekali tontonan yang tidak seharusnya mereka lihat
Baca Juga: Vadel Badjideh Resmi Jadi Tersangka Buntut Kasus Dugaan Persetubuhan Anak Nikita Mirzani
Anak Kurang Pengawasan
Melansir dari salah satu akun, kejadian ini bisa jadi memang salah dari titik awal keberadaan anak itu, yaitu keluarga atau orang tua. Tidak bisa menyalahkan orang tua sepenuhnya, namun memang anak-anak yang mungkin didikannya baik paling mentok dia jadi korban bukan jadi pelaku.
Anak-anak yang jadi pelaku kebanyakan adalah anak-anak yang tidak menghabiskan waktu berkualitas bersama orang tuanya.
"Dia besar sendiri, berkeliaran mungkin orang tuanya juga gak tahu apakah dia udah pernah jadi korban pelecehan sebelumnya makanya dia bisa jadi pelaku. Atau orang tuanya juga gak ngerti yang dia lakuin ketika gak diawasin tuh apa aja." tambah @Ma**** dikutip sabtu, 15 Februari 2025.
Status ekonomi keluarga tidak berpengaruh, karena hal ini bisa datang dari kalangan miskin atau kaya. Bagaimana pun tanpa memandang status, tanggung jawab orang tua itu sama-sama beratnya.
Jangan jadi orang tua kalau belum siap. Bukan dari segi finansial saja, banyak faktor-faktor lain yang harus dipersiapkan termasuk mental dan emosi sebagai orang tua.
Tips Mendidik Anak: Tegas Namun Penuh Kasih
Mendidik anak merupakan tanggung jawab besar yang memerlukan kesabaran, cinta dan kedisiplinan. Dari kasus di atas bisa dilihat bahwa anak yang menjadi pelaku adalah anak yang kurang pengawasan orang tuanya, serta mungkin dididik secara keras atau kasar.
Baca Juga: Polisi Ungkap Bujuk Rayu Vadel Lakukan Dugaan Asusila Anak di Bawah Umur
Berikut adalah tips bagaimana mendidik anak yang tegas namun penuh kasih sayang dan dapat mendukung perkembangan emosionalnya.
1. Jangan pernah melakukan tindakan kasar
Jangan sekali-kali berteriak, bicara dengan nada tinggi yang meledak-ledak bahkan sampai memukul. Walaupun sulit, namun coba untuk sabar dalam menghadapi anak yang sedang tantrum karena meraka masih belajar dalam mengontrol emosinya.
2. Beritahu anak tentang aturan dan batasan yang jelas
Coba untuk menetapkan aturan dan batasan yang jelas dapat membantu anak memahami perilaku yang dapat diterima dan yang tidak diterima.
Pastikan aturan tersebut disampaikan dengan cara yang tegas namu tidak mengancam.
Baca Juga: Ajak Anaknya Curi Perhiasan di Mall, Emak-Emak Ditangkap Polisi
3. Menggunakan konsekuensi yang logis
Alih-alih membentak anak, sebaiknya menggunakan konsekuensi logis untuk mengajarkan anak tenang tanggung jawab. Misalnya, jika anak tidak menyelesaikan pekerjaan sekolahnya, mereka mungkin kehilangan waktu bermain meraka.
4. Mulai bernegosiasi dengan anak
Memberi peringatan kepada anak dengan cara yang lembut namun tegas dapat membuat mereka lebih sadar akan tindakannya.
Luangkan waktu untuk anak-anak, misalnya saat makan bersama, membantu pekerjaan rumah anak dan ajak bermain anak. Jika orang tua bekerja, sediakan waktu khusus untuk menghabiskan waktu bersama-sama, seperti berpergian atau piknik ke tempat favorit.
Itulah informasi mengenai tindakan anak yang dipengaruhi oleh kurangnya perhatian orang tua. Mari kita sama-sama ciptakan lingkungan aman untuk anak-anak beranjak dewasa. Semoga bermanfaat.