Bukan Hal Romantis, Ternyata Hari Valentine Punya Sejarah yang Kelam

Jumat 14 Feb 2025, 11:14 WIB
Sejarah hari Valentine. (Sumber: Pixabay/Maky_Orel)

Sejarah hari Valentine. (Sumber: Pixabay/Maky_Orel)

POSKOTA.CO.ID - Sejarah Hari Valentine jauh lebih kompleks dan gelap dibandingkan dengan gambaran romantis yang kita kenal saat ini.

Dari kisah tragis Santo Valentinus hingga festival pagan yang penuh kekerasan, perayaan ini telah melalui banyak perubahan sebelum akhirnya menjadi simbol cinta dan kasih sayang.

Hari Valentine, yang setiap tahunnya dirayakan pada tanggal 14 Februari, sering kali dikaitkan dengan ungkapan cinta, hadiah romantis, serta momen spesial bersama pasangan.

Namun, di balik nuansa penuh kasih sayang yang kini melekat pada hari tersebut, terdapat sejarah kelam yang jarang diketahui banyak orang.

Asal-usul Hari Valentine bukan hanya tentang romansa, tetapi juga melibatkan peristiwa tragis, penganiayaan, dan eksekusi brutal yang terjadi berabad-abad lalu.

Sejarah Hari Valentine

Sejarah Hari Valentine diyakini berasal dari kisah seorang martir Kristen bernama Santo Valentinus, yang hidup pada abad ke-3 Masehi di Kekaisaran Romawi di bawah pemerintahan Kaisar Claudius II.

Baca Juga: 10 Ucapan Hari Valentine 14 Februari 2025 Pakai Bahasa Inggris untuk Orang Tersayang

Pada masa itu, Claudius II melarang pernikahan bagi para pemuda, karena ia percaya bahwa pria lajang lebih cocok menjadi prajurit yang tangguh dibandingkan dengan mereka yang sudah menikah dan memiliki keluarga.

Namun, Valentinus yang merupakan seorang pendeta menentang keputusan tersebut dan tetap menikahkan pasangan secara diam-diam. Ketika aksinya terbongkar, ia ditangkap, dipenjara, dan akhirnya dihukum mati pada tanggal 14 Februari tahun 269 M.

Sebelum eksekusinya, dikatakan bahwa Valentinus sempat menulis sebuah surat kepada putri sipir penjara yang ia rawat, dan dalam surat itu, ia menutupnya dengan kata-kata "From your Valentine", yang kemudian menjadi inspirasi untuk tradisi bertukar kartu ucapan pada Hari Valentine.

Lupercalia, Festival Romawi yang Penuh Kekerasan

Selain kisah Santo Valentinus, Hari Valentine juga memiliki kaitan dengan festival pagan kuno yang disebut Lupercalia.

Festival ini dirayakan setiap tanggal 13 hingga 15 Februari di Roma kuno sebagai bentuk penghormatan kepada dewa kesuburan Lupercus.

Ritual dalam perayaan ini cukup brutal, di mana para pria akan mengorbankan seekor kambing atau anjing, kemudian menggunakan kulit hewan yang telah dikorbankan untuk mencambuk para wanita muda. Tradisi ini dipercaya dapat meningkatkan kesuburan mereka.

Tak hanya itu, dalam perayaan Lupercalia, terdapat ritual pencocokan pasangan secara acak.

Nama-nama perempuan dimasukkan ke dalam sebuah wadah, lalu para pria akan mengambil satu nama untuk dijadikan pasangan selama festival berlangsung. Hubungan ini terkadang berlangsung lebih lama dan bahkan berujung pada pernikahan.

Baca Juga: 20 Ucapan Romantis untuk Pacar di Hari Valentine yang Bikin Hatinya Meleleh

Ketika Kekristenan mulai mendominasi Romawi, Paus Gelasius I pada tahun 496 M menetapkan tanggal 14 Februari sebagai Hari Santo Valentinus, untuk menghapus praktik paganisme yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Kristen.

Seiring berjalannya waktu, hari tersebut semakin dikaitkan dengan konsep cinta dan kasih sayang.

Evolusi Valentine Menjadi Perayaan Romantis

Meski awalnya memiliki latar belakang yang kelam, Hari Valentine mulai mengalami perubahan makna pada abad pertengahan di Eropa. Geoffrey Chaucer, seorang penyair asal Inggris, berperan besar dalam mengaitkan Hari Valentine dengan romansa.

Dalam puisinya yang berjudul Parlement of Foules (1382), ia menyebut bahwa tanggal 14 Februari adalah hari ketika burung-burung mencari pasangan, yang kemudian diinterpretasikan sebagai hari untuk merayakan cinta.

Pada abad ke-18 dan ke-19, kebiasaan bertukar surat cinta, puisi, dan hadiah kecil seperti bunga dan cokelat mulai populer di kalangan masyarakat Eropa.

Baca Juga: Rayakan Hari Valentine dengan Memberikan 5 Rekomendasi Kado Terbaik Ini

Pada abad ke-20, perayaan ini semakin komersial dengan banyaknya kartu ucapan Valentine yang dijual secara massal.

Kontroversi Seputar Hari Valentine

Meskipun kini dirayakan secara luas di berbagai belahan dunia, Hari Valentine tetap menuai kontroversi.

Beberapa kelompok agama menolak perayaan ini karena dianggap berasal dari tradisi pagan.

Di beberapa negara seperti Arab Saudi, Iran, dan Pakistan, perayaan Hari Valentine bahkan dilarang karena dianggap bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan agama setempat.

Di sisi lain, ada pula yang mengkritik perayaan ini karena dianggap terlalu kapitalis, di mana perusahaan-perusahaan besar memanfaatkannya untuk meningkatkan penjualan bunga, cokelat, serta hadiah lainnya, sehingga makna asli dari cinta dan kasih sayang menjadi terkikis oleh aspek komersial.

Meskipun banyak orang merayakannya dengan penuh kebahagiaan, penting untuk memahami bahwa di balik kebiasaan bertukar hadiah dan kata-kata manis, ada sejarah panjang yang penuh dengan penderitaan dan pengorbanan.

Bagi sebagian orang, Hari Valentine adalah momen spesial untuk mengekspresikan cinta, sementara bagi yang lain, hari ini menjadi pengingat akan masa lalu yang kelam dan penuh kontroversi. Demikian tadi, informasi terkait sejarah hari Valentine.

Berita Terkait
News Update