"Saya jujur mengatakan subsidi LPG kami ini satu tahun Rp87 triliun, harga di tingkat masyarakat harusnya per kilogram tidak lebih dari 5 ribu. artinya 1 tabung harusnya cuman 15 ribu karena subsidi negara per tabung itu 36.000," jelasnya.
Lebih lanjut, Bahlil menuturkan berdasarkan laporan yang masuk, LPG 3 kilogram bersubsidi yang dijual ke masyarakat mencapai Rp25 ribu per tabung.
"Artinya kalau 25.000 kan berarti subsidi kami berpotensi besar untuk tidak tepat sasaran. lalu kemudian kami tata agar belinya di pangkalan," jelas Bahlil.
"Kenapa di pangkalan? Pertamina itu menyuplai langsung ke agen, agen ke pangkalan, ini masih bisa kita kontrol siapa yang beli, harganya berapa masih bisa," tambahnya.
Bahlil berujar, nantinya para pengecer yang berubah nama menjadi Sub-Pangkalan nantinya akan dibekali semacan aplikasi Pertamina.
"Mereka ini akan kita fasilitasi dengan IT, supaya siapa yang beli, berapa jumlahnya, berapa harganya, itu betul-betul terkontrol. supaya niat dari oknum yang tidak sesuai dengan arah tujuan daripada subsidi ini tidak lagi terjadi," jelasnl Bahlil.
"Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh indonesia, dengan nama sub-pangkalan," sambungnya.
Ia memastikan para pengecer yang sudah dibekali dengab sistem aplikasi dan telah resmi menjadi Sub-Pangkalan dipastikan tidak dikenakan biaya apapun.
"Bahkan kami akan proaktif mendaftarkan mereka menjadi bagian formal agar mereka bisa menjadi UMKM," pungkasnya.