Personel bersih, institusi bersih, menjadikan kepercayaan publik meningkat. Sebaliknya, keraguan, boleh kepercayaan menurun, jika banyak personelnya yang bermasalah.
Karenanya, institusi manapun, berusaha semaksimal mungkin dapat menjaga kepercayaan publik.
Menjaga kepercayaan publik itu pula yang dipesankan Kapolri, Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo kepada seluruh personel Korps Bhayangkara pada Rapat Pimpinan (Rapim) Polri Tahun 2025 di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan, Jumat lalu.
Menurut Kapolri, dalam satu tahun terakhir, Polri menghadapi berbagai macam tantangan, salah satunya terkait personel yang bermasalah yang berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Kepercayaan masyarakat harus dikembalikan, di antaranya melalui pengabdian dengan tulus.
“Tanpa ketulusan dan keikhlasan, pengabdian tidak akan total dan maksimal,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Segala sesuatu memang harus diawali dengan niat yang tulus agar perjalanan menjadi mulus, hasilnya pun bagus ya,” tambah Yudi.
“Seperti kalian kalau bekerja juga harus tulus agar hasilnya bagus,” kata Heri.
“Kalau soal pekerjaan itu jangan diragukan lagi. Apalagi penghasilannya juga bagus,” kata Yudi.
“Bukan hanya soal pekerjaan. Ketulusan harus dilakukan dalam segala sektor kehidupan, aktivitas apa pun harus disertai dengan ketulusan dan keikhlasan. Itu ajaran bijak, “ kata mas Bro.
“Jika seorang ASN bekerjalah sebagaimana mestinya, sesuai profesinya. Begitu juga bagi seorang anggota Polri, jalankan tugas dan kewajibannya sebagaimana mestinya. Bukan sebagaimana maunya,” jelas Heri.
“Jika membantu orang dari segala bentuk kejahatan semata karena tugas dan kewajibannya, bukan karena yang lain – lainnya. Melindungi warga dari gangguan kamtibmas karena memang tugasnya juga ,” kata Yudi.
“Intinya jangan menggunakan kewenangan yang dimiliki karena profesi yang melekat pada dirinya, untuk kepentingan pribadinya,” kata Heri.
“Betul. Jangan salah gunakan kewenangan dan jabatannya. Jangan pula menjual jabatan untuk kepentingan dirinya, keluarganya, dan kerabatnya.,” urai mas Bro.
“Membantu orang juga harus tulus, bukan karena berharap sanjungan, pujian, apalagi imbalan,” ujar Yudi.
“Perbanyak aksi simpatik dengan memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian tertinggi atas profesi dan institusi. Itulah pengabdian yang dapat mengerek kepercayaan publik,” kata mas Bro. (Joko Lestari).