“Warga Palestina tidak akan menerima tawaran atau solusi apa pun, bahkan jika (tawaran tersebut) tampaknya memiliki niat baik dengan kedok rekonstruksi," kata Basem Naim, anggota biro politik Hamas pada Reuters.
Pejabat Hamas lainnya, Sami Abu Zuhri, mendesak Trump untuk tidak mengulangi ide-ide ‘gagal’ yang dicoba oleh pendahulunya, Joe Biden.
Baca Juga: Lawatan Ke Lima Negara Pekan Ini, Presiden Prabowo Bakal Temui Donald Trump?
"Orang-orang Gaza telah menanggung kematian dan menolak meninggalkan tanah air mereka dan mereka tidak akan meninggalkannya terlepas dari alasan apa pun," kata Abu Zuhri.
Yordania juga menolak saran Trump. Menteri Luar Negerinya, Ayman Safadi mengatakan bahwa sikap negara itu terhadap pemindahan warga Palestina dari Gaza tetap tegas dan tak tergoyahkan.
Kementerian luar negeri Mesir juga memiliki respons yang sama. Mereka mengatakan dengan tegas menolak pemindahan warga Palestina dari tanah mereka, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mengutuk pernyataan Trump. "Rakyat kami akan tetap teguh dan tidak akan meninggalkan tanah air mereka," katanya, melansir kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Baca Juga: Ini 5 Sikap Kontroversial Donald Trump yang Kembali Dipilih Menjadi Presiden Amerika Serikat
Populasi warga sebelum dimulainya agresi militer Israel di Gaza adalah sekitar 2,3 juta. Tahun lalu, Washington mengatakan bahwa mereka menentang pemindahan paksa warga Palestina.
Kelompok hak asasi manusia dan lembaga kemanusiaan telah selama berbulan-bulan menyuarakan keprihatinan atas situasi di Gaza.
Sebab, agresi tersebut telah menyebabkan hampir seluruh penduduk mengungsi dan menyebabkan krisis kelaparan.
Washington juga menghadapi kritik karena mendukung Israel tetapi tetap mendukung sekutunya, dengan mengatakan bahwa mereka membantu Israel mempertahankan diri.